Makanan Minuman
Makanan Minuman
Minuman Papua Merauke
Wati - Merauke - Papua
- 23 Februari 2018

Wati adalah salah satu minuman tradisional yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Malind Animn di pesisir pantai selatan mulai daratan Selatan Kondo pertabatasn RI-PNG sampai di daratan pulau Kimaam, di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Wati (piperaceae misthycum) merupakan salah satu jenis tumbuhan, bagian yang digunakan adalah Akar dan batang. Wati dalam masyarakat Marind Anim mempunyai fungsi yang beragam antara lain; sebagai pembayaran mas kawin, sarinya disuguhkan dalam acara adat, upacara adat. Dalam acara ini mereka boleh menyediakan untuk tamu terhormat dan orang boleh minum dalam jumlah besar. Dahulu sarinya diperas lewat mulut gadis-gadis yang ditumpahkan dalam tempurung kelapa lalu diminum oleh laki-laki dan bisa tidur untuk beberapa hari lamanya. Sekarang wati bisa minum atau diolah oleh masing-masing individu. Keberadaan Magna Wati pada masyarakat Malind Anim merupakan salah satu benda yang sangat berharga, dapat dikatakan Wati sebagai maskawin orang Malind selain itu juga wati merupakan pelengkap dalam upacara-upacara penting yang dilakukan oleh masyarakat Malind.

Wati di bagi menjadi 3 jenis yaitu; 1. Palima, warna daunya hitam 2. Babin, warna daunnya merah 3. Sahamna, warna daunnya kuning. Dalam memanen wati masyarakat Marind Anim sudah tahu kalau sudah cukup umur untuk dipanen dari panjangnya cabang, bungan, berbintik-bintik hitam pada batang, satu rumpun terdiri dari 8-10 batang serta penggantian musim. Tanaman ini ada banyak jenis lokal dan perbedaan itu dilihat dari perbedaan istilah untuk setiap jenisnya. Perbedaan itu didasarkan pada tinggi rendahnya pohon, panjang pendeknya ruas, warna kulit batang dan warna tulang batang, warna sari dan perbedaan rasa. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi Wati, tidak boleh makan sebelum minum Wati, jika dilanggar akan mengakibatkan sakit perut. Hal ini disebabkan oleh kandungan dalam Wati, dimana setelah minum Wati, tubuh akan langsung terasa lemas seperti dibius. Oleh karena itu, mengunyah batang Wati bisa mengobati sakit gigi.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah, dalam upacara adat, mengkonsumsi wati harus seijin orang tua-tua adat. Keluarga muda dan wanita produktif dilarang mengkonsumsi Wati. Hanya keluarga-keluarga yang telah memiliki anak minimal 3 orang dan wanita yang telah menapouse yang diijinkan mengkonsumsi Wati. Wati bisa juga digunakan untuk daya tahan tubuh terhadap penyakit malaria, dan jenis Wati hitam digunakan untuk mengobati TBC. Untuk menyimpan Wati dalam jangka panjang dan tetap awet, Wati dibungkus dengan kulit pohon Bus yaitu sejenis pohon kayu putih. Selain sebagai minuman wajib, Wati merupakan simbol keterikatan batin antara kerabat yaitu dengan mengunyah dan menampung air di tempurung kelapa kemudian diberikan kepada orang-orang terdekat yang dihormati seperti dari anak mantu kepada bapak mertua, dan sebagainya. Fungsi lain dari Wati adalah sarana proses inisiasi dari seorang anak-anak ke tingkat dewasa yang akan diterima menjadi anggota masyarakat adat.

 

Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=1539

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline