Warna Batak (Toba) identik dengan warna merah-putih-hitam, yang disebut warna tiga bolit.. Seperti kita tahu, ciri khas warna Batak adalah hitam-putih-merah. Warna-warna ini akan bermakna bila susunannya tepat. Jika bentuknya piramida, maka merah adalah yang paling dasar. Selanjutnya putih, kemudian hitam pada bagian atas. Begitu juga bila dipakai dalam seni ukir atau lazim disebut gorga.Ornamen-ornamen kecil adalah merah, yang sisinya putih. Sedangkan bagian penampang berwarna hitam. Memang aturan ini terkesan kaku. Namun jika orientasinya berdasarkan nilai, maka harusnya pakem-pakem itu dipatuhi. Secara simbol, masing-masing warna itu dapat kita artikan sebagai berikut.
Lebih dulu akan kita pahami nilai-nilai warna itu sendiri, sebelum kita kaitkan dengan dasar hukum dan spiritualitas yang mendasarinya. Hitam. Secara umum, psikologi warna ini menyiratkan karakter kuat, teguh dan bijaksana. Dalam teori fisika, spektrum warna hitam tidak memancar keluar. Justru ia menyerap energi sehingga si pemakainya akan tetap hangat, meski dalam keadaan cuaca dingin.
Sedangkan putih yang melambangkan kesucian, merupakan warna yang netral terhadap warna-warna lain. Spektrum yang ia pancarkan dapat diterima warna lain sehingga menghasilkan kombinasi yang harmonis. Efek warna yang dihasilkan mengandung sifat keikhlasan. Karena sifatnya itu, tidak heran jika putih menjadi warna wajib bagi sejumlah profesi yang berkaitan langsung dengan manusia. Contohnya dokter, palang merah, perawat, biarawati dan lainya.
Demikian juga merah. Spektrum yang dipancarkan warna ini sangat kuat. Sehingga apa yang ada di sekitarnya ikut berpengaruh. Merah menyimbolkan keberanian, kekuatan bahkan angkara murka. Tidak heran jika warna merah dijadikan simbol power.
Psikologi warna ini sebenarnya bersifat universal dan lazim ditemukan di kelompok-kelompok masyarakat tradisional. Bahkan dalam banyak literasi kebudayaan di luar Indonesia, sering kita temukan pemaknaan yang sama. Yang membedakannya adalah legitimasi atau sumber-sumber tertentu yang mendasari lahirnya keyakinan itu. Di masa lalu, biasanya sumber-sumber itu selalu berkaitan dengan hal-hal yang berbau spiritual.
Representasi Tiga Dewa
Pada masyarakat tradisi Batak Toba, ketiga warna ini merupakan representasi dari Debata Natolu (tiga dewa). Ketiga dewa itu yakni Batara Guru, Sori Sohaliapan dan Bala Bulan. Dalam keyakinan Batak Toba, kepada Debata Natolu inilah masa depan bumi dan kehidupannya diserahkan oleh Mulajadi Nabolon (sosok Pencipta). Pada prinsipnya kolaburasi Debata Natolu itu adalah Mulajadi Nabolon. Dengan pengertian lain, Debata Natolu merupakan bagian dari masing-masing fungsi Mulajadi Nabolon. Tidak jauh dari prinsip trinitas yang diimani pemeluk agama Kristen, khususnya Katolik.
Maka ketiga sosok inipun memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda. Batara Guru berperan sebagai peletak dasar hukum bagi manusia sehingga fungsinya adalah sebagai hakim agung. Hakim adalah sosok mulia yang memiliki karakter yang bijaksana. Keputusannya harus berlaku adil dan benar. Apabila ia salah menentukan keputusan, maka ia telah mengorbankan kehidupan orang lain. Demikianlah Batara Guru disimbolkan sebagai warna hitam. Ia adalah pengambil keputusan dalam kosmologis Batak Toba.
Sori Sohaliapan dalam spiritual Batak Toba hadir sebagai sosok yang bertugas menegur orang-orang yang bersalah. Tugas terpentingnya adalah mengajak manusia bertobat. Karenanya Sori Sohaliapan disimbolkan dengan warna putih. Warna putih adalah fase yang harus dilalui manusia agar mencapai tingkat kebijaksanaan yang tinggi. Dalam arti harus dengan jalan pertobatanlah, maka manusia akan menjadi sosok yang bijaksana. Sori Sohaliapan layaknya sebuah cermin refleksi bagi manusia. Karena bertugas mengajak dan memberi pertobatan bagi manusia yang berdosa, maka Sori Sohaliapan diyakini dapat menjelma dalam wujud yang tak terduga. Juga berada di tempat-tempat yang tidak terbayangkan.
Terakhir adalah Bala Bulan. Bala Bulan bertugas menjaga dan memelihara kehidupan. Itu sebabnya Bala Bulan memiliki kekuatan yang dapat membangun atau menghancurkan kehidupan manusia. Bahkan Bala Bulan juga punya wewenang untuk menghukum manusia. Setelah mendapat hukuman itu, diharapkan manusia diharapkan bertobat. Dalam arti masuk ke dalam level warna putih. Seterusnya untuk kemudian menjadi bijaksana (hitam).
Ditulis oleh Jones Gultom, seorang penghayat budaya Batak. Dimuat di Analisa, 19 Januari 2014. Dikirim untuk Tano Batak, 20 Januari 2014)
Sumber: https://tanobatak.wordpress.com/2014/01/24/warna-batak-dan-teori-freud/
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang