Komplek vihara menghadap ke arah timur berada pada lahan seluas sekitar 5000 m2. Di depan komplek vihara terdapat halaman parkir yang cukup luas. Gerbang masuk ke komplek vihara berwarna sangat khas yaitu merah dengan atap berbentuk pelana terdiri dua susun. Pada bagian atas terdapat papan nama dengan tulisan berhuruf Cina. Pada bagian atas papan tersebut terdapat angka tahun 1986. Di kanan dan kiri gerbang masuk terdapat arca kilin. Setelah memasuki gerbang terdapat halaman yang di tengahnya terdapat altar Thian Seng yaitu altar untuk persembahyangan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada sudut barat laut dan barat daya halaman ini terdapat tempat pembakaran kertas. Selanjutnya dari halaman luar memasuki ruangan terbuka. Beberapa tiang penyangga atap ruangan ini berhias naga yang melilitnya. Pada bagian paling depan terdapat altar Mun Sen (Dewa Penjaga Pintu). Di sebelah barat (dalam) altar Munsen terdapat altar tiga penguasa alam (Sam Kwan Tay Teu). Ruangan selanjutnya merupakan tempat persembahyangan kepada Sian Djin Kupoh. Di situ terdapat altar Dewa Bumi (Thuthi Pa Kung) berupa perahu berrelief Hok Luk Shu yang bermakna keberuntungan, kekayaan, dan panjang umur. Pada altar Sian Djin Kupoh tidak terdapat arca, yang ada hanya tempat pembakaran hio. Di sudut timur laut tergantung genta perunggu dari tahun 1437 dan semacam lempengan perunggu yang dibuat tahun 1892. Pada langit-langit tergantung beberapa benda seperti lampu dan lampion. Di belakang ruangan Sian Djin Kupoh terdapat ruangan lagi yang fungsinya untuk tempat berkumpulnya para biksu dan teecu. Di sebelah utara bangunan ini terdapat bangunan tempat persembahyangan kepada Sang Buddha. Di sebelah barat bangunan utama terdapat bangunan lagi tempat altar Dewi Kwan Im (Awalokiteswara). Di sebelah belakang agak ke utara terdapat altar Liung Shen Pakung (Dewa Naga). Pada altar tersebut terdapat sepasang naga. Mengenai sejarah pembangunan vihara ini tidak banyak diketahui. Diceritakan bahwa pada sekitar 1700 pedagang dari marga Elan, Kho, dan Ciau datang di Karawang kemudian membangun vihara. Mula-mula menghadap ke arah sungai (barat). Tahun 1800-an terjadi kebakaran. Dibangun lagi dengan mengikuti kaidah hong shui lalu diubah arah hadapnya ke timur (arah kehidupan). Pemugaran setelah terjadi kebakaran berlangsung pada 1863 - 1865.
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...