Tanjung Pinang merupakan ibu kota Provinsi Kepulauan Riau yang dihuni oleh 1,679,163 penduduk yang 111,730 di antaranya beragama Buddha. Oleh karena itu dapat dijumpai dengan mudah rumah-rumah ibadah para kaum Buddha atau yang biasa disebut dengan Vihara. Salah satunya yang kini mulai banyak dikunjungi wisatawan adalah Vihara Ksitigarbha Bodhisattva. Vihara ini selain merupakan tempat beribadah umat Buddha juga telah menjadi destinasi wisata religi di Kota Tanjung Pinang.
Hal yang menarik perhatian para wisatawan adalah bahwa vihara ini memiliki 500 lebih patung Lohan yang masing-masing memiliki ekspresi wajah yang berbeda-beda dan tersusun berbaris rapi dengan warna yang seragam. Oleh karenanya, Vihara Ksitigarbha Bodhisattva ini biasa disebut dengan vihara 1000 wajah. Selain itu, saat memasuki kawasan ini terdapat sebuah gerbang besar yang menyerupai gerbang sebuah kota di negeri China pada zaman dahulu. Vihara ini juga memiliki 40 lebih patung dewa-dewa kepercayaan Buddha yang didatangkan langsung dari Tiongkok dengan menggunakan kapal.
Vihara 1000 wajah ini adalah vihara terbesar se-Asia Tenggara setelah negara China, yang telah melalui proses pembangunan selama 14 tahun sejak tahun 2008 silam. Pemilik vihara ini adalah seorang warga negeri Singapura yang menyumbangkan tanahnya untuk dibangun tempat beribadah umat Buddha di Kota Tanjung Pinang. Siapa sangka, vihara ini tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, namun kini telah mengundang banyak wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sumber :
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI), 2010. Data Sensus Penduduk 2010. https://www.bps.go.id. Diakses pada 14 Agustus 2018.
Indrawan. 2017. Terbesar di Asia Tenggara, Vihara Ksitigarbha Bodhisattva Diresmikan. http://batamnews.co.id/. Diakses pada 14 Agustus 2018.
Wirawan, Adica. 2017. Tiongkok? No! Ini di Tanjung Pinang, Bro!. http://buddhazine.com/. Diakses pada 14 Agustus 2018.
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.