Orang Toraja percaya, bahwa sebelum resmi dimakamkan, orang yang telah meninggal dianggap sakit dan dibaringkan dalam tempat tidur. Jenazah kemudian disuntik formalin agar tidak membusuk, dimasukkan dalam peti mati dan disimpan di kamar. Setelah beberapa waktu, jenazah baru “dikuburkan”.
Upacara penguburan, yang disebut rambu solok merupakan hal yang sangat penting dalam siklus kehidupan warga Toraja yang terkesan mewah dan eksotis. Solok memiliki arti harafiah matahari yang condong ke barat. Hal ini berarti, upacara rambu solok hanya boleh dilaksanakan setelah jam duabelas siang, saat matahari mulai condong ke barat, sebagai lambang dari kematian. Orang Toraja menganggap, seseorang telah benar-benar meninggal apabila telah dilaksanakan upacara rambu solok untuk menyempurnakan perjalanan arwah si mati ke alam baka yang kekal.
Batu yang tinggi dan panjang dari pegunungan di Tana Toraja, adalah batu yang cocok dibuat menhir. Sekali batu dipilih, keramatpun segera masuk ke dalamnya. Ada batu yang secara alami langsung dijadikan menhir tanpa proses lanjut, namun ada juga yang harus dipahat dan dihaluskan di lokasi asal sebelum ditarik ke rante.
Saat upacara tarik batu (meriuk batu) hampir seluruh kerabat dan warga desa terlibat dalam acara tarik batu yang dipimpin oleh seorang pemangku adat. Kerbau pun segera disembelih, darahnya ditampung pada bambu, dan dipercikkan pada batu yang akan ditarik. Ini adalah simbol meminta ijin pada roh sang penguasa batu sekaligus memberi “jiwa” pada batu, agar batu dapat ditarik dengan lancar.
Diletakkan di atas landasan kayu yang bergulir, prosesi pendirian menhirpun segera dimulai. Batu kemudian ditarik para lelaki secara bergantian, dalam formasi barisan. Jumlah penarik batu tergantung ukuran batu, semakin besar dan berat batu yang ditarik, semakin banyak pula jumlah tenaga yang dibutuhkan.
Sepanjang perjalanan, iring-iringan penarik batu meneriakkan yel-yel pembangkit semangat yang biasanya berupa nyanyian atau syair-syair. Para wanita mengiringi rombongan penarik batu sambil membagikan minuman dan makanan kecil.
Sebagai gambaran, tarik batu menhir berukuran kecil yang berbobot kurang dari 3 ton dapat dilakukan oleh sekitar dua ratus orang dalam waktu 2 jam sejauh 3 km. Sesampainya menhir dirante, batu kemudian ditanam secara berdiri. Pemimpin upacara melayangkan doa dan meresmikan batu tersebut sebagai menhir (simbuang) orang yang diupacarakan.
Sang pendiri akan kekal menyatu dengan menhir. Keberadaan menhir simbuang sangat penting dalam suatu proses daur hidup manusia Toraja dan merupakan simbol status sosial, yang jelas menunjukkan kelas bangsawan orang yang mendirikan dan memiliki menhir tersebut. Batu tegak itu adalah pesan leluhur kepada para keturunannya di Tanah Toraja, bumi sang orang-orang gunung, yang akan tetap hidup subur di setiap sanubari.
Dalam suatu kepercayaan Toraja, tidak jarang orang yang masih hidup sudah memilih batu untuk dijadikan menhir pada saat upacara penguburannya, karena dia menginginkan menhir terbaik yang dapat merefleksikan dirinya. Berbeda dari daerah Sumba Barat, acara pembagian daging di Toraja dilakukan sebelum acara tarik batu.
Dari bala’kaan, Tominaa membagi daging secara tradisional yang merupakan simbol penegasan hubungan darah. Sehingga tujuan pembagian daging adalah untuk mempertegas silsilah atau memperkenalkan hubungan kekerabatan atau mengingatkan asal dan ikatan kekeluargaan mereka.
sumber : http://www.wacana.co/2016/08/upacara-tarik-batu-di-tana-toraja-dan-sumba-barat/
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...