Hutan jati yang terhampar luas di Kabupaten Blora ternyata membawa banyak manfaat bagi warga sekitar. Selain kayunya yang terkenal berkualitas bagus, akar serta daun, bahkan ulatnya pun bisa dimanfaatkan.
Seperti yang sedang digeluti kebanyakan warga tepi hutan di sepanjang Jl.Cabak-Sambong maupun Jl.Klopoduwur-Randublatung, mereka sibuk mencari kepompong ulat daun jati yang berjatuhan bersama dedaunan kering di bawah tegakan pohon jati sebagai menu makanan yang adanya hanya setahun sekali saat musim hujan tiba.
Bagi warga Blora, kepompong (enthung) ulat jati yang lebih dikenal dengan sebutan ungker telah menjadi lauk makanan tanpa merasa jijik. Dengan cara dioseng memakai bumbu irisan bawang, cabe hijau, tomat, daun salam dan daun kedondong, ungker terasa gurih dan kaya protein. Sedangkan bagi warga luar Blora, ungker dikategorikan sebagai kuliner ekstrem.
Partini, salah satu warga Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong, mengungkapkan bahwa memasuki musim hujan banyak pohon jati yang bersemi dengan daun-daun muda. Daun muda inilah makanan utama ulat jati. "Setelah kenyang memakan daun muda, nanti ulat berubah menjadi kepompong dan jatuh berserakan di bawah pohon. Saya dan tetangga mengumpulkan tiap sore sampai beberapa bakul kecil," katanya.
Jika mendapatkan banyak, sebagian ia masak sebagai lauk makan di rumah dan selebihnya ia jual di tepi Jl.Cabak-Sambong. Partini menjual ungker dengan ukuran gelas, tiap satu gelas dijual seharga 15.000 ribu.
"Banyak warga dari Kota Blora maupun Cepu yang mampir membeli ungker. Tidak perlu jauh-jauh menjualnya ke pasar. Cukup dijual di tepi jalan saja sudah banyak pembeli yang menghampiri," kata Partini.
Sayangnya tidak banyak warung makan yang menjual menu ini, sehingga kebanyakan harus membeli mentah lalu memasaknya sendiri. Perlu diketahui, ungker mengandung protein yang tinggi. Sehingga apabila seseorang alergi terhadap protein tinggi jangan mencoba makan ungker, karena bisa sakit mual dan pusing.
Sumber: http://www.infoblora.com/2014/12/ungker-kepompong-ulat-daun-jati-jadi.html
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 MAsukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.
Awal mula hadirnya Gereja Klepu sebagai tempat peribadatan bermula dari didirikannya sekolah tingkat dasar untuk rakyat. Sekolah tingkat dasar pertama didirikan oleh Rm. Strater, SJ, seorang misionaris Jesuit, pada tahun 1912. Latar belakang pendirian sekolah ini ialah adanya keprihatinan terhadap tingginya jumlah penduduk pribumi yang masih buta huruf. Umat Katolik awal berasal dari orang-orang yang bekerja sebagai kuli di perkebunan tebu milik tuan-tuan berkebangsaan Belanda. Para kuli yang sudah di sekolahkan akan naik pangkat menjadi mandor. Pastor F. Strater, SJ mengajar mereka untuk membaca dan menulis. Sebagian dari mereka yang tertarik dengan iman Kristiani kemudian memeluk agama Katolik. Sebulan sekali mereka mengikuti magang di Kotabaru. Baptisan pertama terjadi pada tahun 1916. Thomas Sogol dari Kaliduren menjadi orang pertama yang dibaptis. Selang 3 tahun setelah baptisan pertama, pada tahun 1919 baru ada satu orang lagi yang dibaptis. Kemudian tahun 1921, terdapat sat...
Candi Pembakaran berada di kompleks Ratu Boko, dimana kita dapat melihatnya setelah melewati gerbang ke-2 dan berada sekitar 30 m ke arah kiri. Dari kejauhan kita akan meliahat satu bentuk candi yang hanya berupa batur dan kaki dilengkapi dengan tangga di arah barat tanpa adanya pintu dan atap. Bila meniti tangga dan sampai di atas pada ujung tangga terdapat semacam sisa gerbang di kedua sisi yang tidak terlalu tinggi. Diamati lebih mendetail, gerbang ini pun memiliki terusan yang menjadi pagar keliling dimana kita bisa melihatnya dengan mengikuti sisa penguncian di sisi lantai.