Ulen
Negara Indonesia terkenal memiliki kebudayaan dan tradisi yang belimpah, salah satunya dalam bidang kuliner. Akan tetapi, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui berbagai macam kuliner khas daerahnya tersebut. Maka dari itu, saya akan menjelaskan salah satu kuliner asli dari daerah Jawa Barat yang mungkin banyak orang belum mengetahui yang disebut Ulen.
Makanan ini terbuat dari bahan baku beras ketan dan kelapa yang dikukus dan dibentuk balok, lalu digoreng. Umumnya, ulen disajikan sebagai camilan masyarakat suku Sunda yang ditemani minuman hangat, seperti teh, kopi, bajigur, atau lainnya. Ulen juga biasanya menjadi hidangan yang disajikan untuk tamu yang berkunjung ke rumah.
Cara membuat ulen ini cukup mudah, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencuci beras ketan putih sampai bersih. Kemudian, rendam dengan air selama kurang lebih semalaman. Setelah itu, cuci kembali dan mulai mempersiapkan alat untuk memasak ketan.
Ketan di masak dengan cara di kukus setengah matang, atau disebut pula cara aron, kurang lebih 30 menit. Sambil menunggu ketan yang sedang di kukus, parut kelapa lalu campurkan dengan ketan yang telah setengah matang dan ditambah sedikit garam, lalu aduk sampai merata. Setelah itu, masak kembali ketan tersebut sampai matang kurang lebih sekitar 30 menit.
Selanjutnya, pindahkan ketan tersebut ke wadah dan tumbuk dalam keadaan masih panas sampai kalis. setelah itu, cetak dalam bentuk balok yang berukuran kira-kira 20x30 cm. Ulen siap untuk disimpan atau digoreng untuk dimakan.
Dalam penyajiannya, ulen disajikan setelah digoreng terlebih dahulu dalam keadaan yang masih hangat. Untuk menggoreng ulen cukup mudah, dengan cara memotong kecil ulen dalam bentuk balok dengan ukuran kira-kira 8x5 cm. Kemudian balut dengan sedikit terigu dan goreng kurang lebih 5 menit sampai berwarna kecokelatan.
Biasanya, Ulen ini disajikan juga dengan sambal oncom yang menambah kelezatan dari ulen itu sendiri. Akan tetapi, sekarang ini ulen lumayan sulit untuk dicari. Kalian dapat membeli Ulen ini di pedagang gorengan dengan harga Rp500-Rp1.000. Jika kalian datang ke daerah di Jawa Barat, khususnya Bandung, saya sarankan untuk mencoba makanan ini atau membuat sendiri di rumah. Karena selain murah dan mudah dalam pembuatannya, ulen ini juga lezat rasanya.
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja