Ular naga adalah permainan tradisional yang sangat menyenangkan. Bagaimana tidak, sebuah permainan akan sangat terasa mengasyikkan jika dimainkan dengan saling bernyanyi dan tertawa. Begitu pula dengan permainan unik ini. Apalagi instrumen permainan ini sangatlah mudah, hanya dengan mengumpulkan beberapa anak-anak untuk dijadikan sebagai ular naga nya.
Permainan ini juga sangat simpel, sebelum bermain anak-anak mencari lapangan atau halaman rumah yang sedikit luas untuk tempat arena naga dan anggotanya. Pada umumnya permainan ini tidak dilakukan oleh orang yang remaja dan dewasa, anak-anak adalah pemain utama dalam ular naga. Permainan ini berasal dari 6-11 orang yang mana anak-anak akan berbaris sambil berpegangan baju bagian belakang milik teman yang di depannya seperti layaknya membuntut.
Dalam permainan ini anak yang paling besar atau yang paling tinggi menjadi “induk” atau gerbang, berdiri saling berhadapan sambil menyatukan kedua tangan setinggi mungkin, mereka sebagai pintu masuknya naga yang diperankan oleh induk naga beserta anggotanya.
Karena sistem permainan yang mengundang kelucuan dan kegembiraan maka sangat indah dan menarik sekali bila dilakukan saat bulan purnama. Memang tidak ada hubungan secara langsung antara bulan purnama dengan permainan ini.
Namun, ular naga adalah permainan yang enak jika dipertontonkan, dan alangkah lebih baiknya jika dimainkan di halaman yang luas dan di bawah sinar rembulan, maka setiap pemain dan penonton akan merasa lucu dan antusias saat mereka memainkan ular naga, nantinya akan nampak siapa yang kalah dan siapa yang menjadi pemenang di antara para pemainnya.
Perbedaan ular naga dibanding dengan yang lain adalah permainan ini mempunyai sebuah lagu, jadi sebelum memasuki arena tuan rumah maka naga harus bernyanyi dulu serentak beramai-ramai, adapun bunyi lagunya adalah :
“Ular Naga Panjangnya bukan kepalang, Menjalar-jalar selalu kian kemari, Umpan yang lezat itulah yang dicari, Ini dianya yang terbelakang.”
Dalam permainan ini dibutuhkan satu pemain yang tangkas dalam berkomunikasi, karena ada daya tarik tersendiri yang dilahirkan dari permainan ini, yaitu adanya dialog dalam permainan. Inilah yang membedakan permainan ular naga ini dengan permainan tradisional lainnya. Sangat jarang kita menemukan permainan tradisional diiringi dialog yang menjadi salah satu alat utama dalam permainan inti.
Teknik permainan Ular Naga.
Ada banyak manfaat yang bisa diambil dari permainan tradisional ular naga ini. Salah satunya anak akan terlatih emosional dan kecakapannya dalam berkomunikasi, selain itu permainan ini juga mendidik anak tentang arti kebersamaan dan menghargai orang lain, tanpa menghiraukan adanya kemenangan atau kekalahan yang diperoleh pada saat bermain.
http://www.permainan-tradisional.com/2014/12/ular-naga-permainan-dalam-dialog-dan.html
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...
Goa Jepang yang berada di kawasan wisata Kaliurang ini merupakan salah satu goa buatan peninggalan pada masa penjajahan Jepang. Goa yang dibangun pada tahun 1942-1945 ini merupakan tempat perlindungan tentara Jepang dari para tentara sekutu pada masa itu. Goa Jepang di Kaliurang ini memang memiliki fungsi yang berbeda dengan Goa Jepang di daerah Berbah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata dan bom. Goa yang terletak di Bukit Plawangan ini memiliki 25 goa buatan yang satu sama lain memiliki ruang penghubung masing-masing. Sebelum menuju goa ini, dari pintu masuk Nirmolo, pengunjung harus berjalan melalui jalan setapak terlebih dahulu kurang lebih 45 menit. Setelah sampai di area Goa Jepang, pengunjung akan dipandu oleh pemandu wisata yang akan dengan senang hati menjelaskan sejarah dan cerita mengenai goa jepang ini. Dengan dijelaskannya sejarah mengenai seluk beluk goa jepang, para pengunjung pun selain menikmati wisata sejarah, diharapkan juga mendapat pengetahuan leb...
Lokasi Pusat Universitas Gadjah Mada memiliki bangunan cagar budaya Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada yang merupakan cikal bakal sarana pendidikan pertama dalam bentuk kompleks bangunan yang dirancang secara khusus dengan pola tata ruang simetris. Lokasi ini merupakan tempat kegiatan pembeIajaran/pendidikan tinggi pertama kali di Indonesia yang dibangun setelah kemerdekaan pada tahun 1951, lokasi ini juga merupakan bukti sejarah perhatian pemerintah Republik lndonesia pada peletakan batu pertama universitas oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno. Lokasi pusat Universitas Gadjah Mada memiliki struktur dan pola ruang yang memiliki kemiripan dengan konsep ruang arsitektur Jawa Kraton Kasultanan Yogyakarta. Salah satu cirinya adalah orientasi arah dan Ietak bangunan pada garis poros imajiner dengan dua arah ke Utara dan Selatan meskipun mengalami perubahan dari rencana semula. Awalnya. konsep pintu masuk utama dari arah utara melalui gerbang di tengah Arboretum, menuju Balairung...
Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia Mandala Bhakti Wanitatama merupakan kompleks dengan beberapa bangunan, yaitu Balai Srikandi, Balai Utari, Wisma Sembodro Lama, Wisma Sembodro Baru, Wisma Arimbi, Balai Shinta, Balai Kunthi, TK Karya Rini, dan SMK Karya Rini. Semua bangunan dikelola oleh Yayasan Hari Ibu Kowani. Dari beberapa bangunan tersebut ada dua bangunan yang mempunyai nilai penting bagi Yayasan Hari Ibu Kowani, yaitu Balai Srikandi dan Balai Utari.
Pada tanggal 2 Januari 1949 pasukan Belanda yang bermarkas di Watuadeg diserang pasukan KODM Pakem pimpinan Letda Asropah dan pasukan TP pimpinan Kapten Martono. Pasukan Belanda lari ke arah selatan, sampai di dusun Cepet jam 06.30 dihadang pasukan Subadri dari Gatep. Pertempuran terjadi sampai jam 10.00 wib. Korban dari pihak Belanda 4 orang. Kemudian pada tanggal 11 Januari 1949 terjadi pertempuran kembali antara Tentara Republik dengan pasukan Belanda. Dalam pertempuran ini gugur 2 orang dari Tentara Republik, yaitu : Letda Kasijan. Agen Polisi Soekardjo. Alamat : Cepet, Purwobinangun, Pakem