Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Permainan Tradisional Jawa Tengah Jawa
Ular Naga
- 28 Oktober 2017

Ular naga adalah permainan tradisional yang sangat menyenangkan. Bagaimana tidak, sebuah permainan akan sangat terasa mengasyikkan jika dimainkan dengan saling bernyanyi dan tertawa. Begitu pula dengan permainan unik ini. Apalagi instrumen permainan ini sangatlah mudah, hanya dengan mengumpulkan beberapa anak-anak untuk dijadikan sebagai ular naga nya.

Permainan ini juga sangat simpel, sebelum bermain anak-anak mencari lapangan atau halaman rumah yang sedikit luas untuk tempat arena naga dan anggotanya. Pada umumnya permainan ini tidak dilakukan oleh orang yang remaja dan dewasa, anak-anak adalah pemain utama dalam ular naga. Permainan ini berasal dari 6-11 orang yang mana anak-anak akan berbaris sambil berpegangan baju bagian belakang milik teman yang di depannya seperti layaknya membuntut.

Dalam permainan ini anak yang paling besar atau yang paling tinggi menjadi “induk” atau gerbang, berdiri saling berhadapan sambil menyatukan kedua tangan setinggi mungkin, mereka sebagai pintu masuknya naga yang diperankan oleh induk naga beserta anggotanya.

Karena sistem permainan yang mengundang kelucuan dan kegembiraan maka sangat indah dan menarik sekali bila dilakukan saat bulan purnama. Memang tidak ada hubungan secara langsung antara bulan purnama dengan permainan ini.

Namun, ular naga adalah permainan yang enak jika dipertontonkan, dan alangkah lebih baiknya jika dimainkan di halaman yang luas dan di bawah sinar rembulan, maka setiap pemain dan penonton akan merasa lucu dan antusias saat mereka memainkan ular naga, nantinya akan nampak siapa yang kalah dan siapa yang menjadi pemenang di antara para pemainnya.

Perbedaan ular naga dibanding dengan yang lain adalah permainan ini mempunyai sebuah lagu, jadi sebelum memasuki arena tuan rumah maka naga harus bernyanyi dulu serentak beramai-ramai, adapun bunyi lagunya adalah :

“Ular Naga Panjangnya bukan kepalang, Menjalar-jalar selalu kian kemari, Umpan yang lezat itulah yang dicari, Ini dianya yang terbelakang.”

Dalam permainan ini dibutuhkan satu pemain yang tangkas dalam berkomunikasi, karena ada daya tarik tersendiri yang dilahirkan dari permainan ini, yaitu adanya dialog dalam permainan. Inilah yang membedakan permainan ular naga ini dengan permainan tradisional lainnya. Sangat jarang kita menemukan permainan tradisional diiringi dialog yang menjadi salah satu alat utama dalam permainan inti.

Teknik permainan Ular Naga.

  • Pada mulanya anak-anak yang berperan sebagai ular naga berbaris dengan rapi sampai ke belakang, yang tangkas dalam berbicara berada di paling depan karena dia nantinya yang akan menuntun permainan atau sebagai juru bicaranya.
  • Kemudian mengitari induk atau bisa disebut juga dengan gerbang masuk naga sambil menyanyikan lagu yang telah tertera di atas.
  • Pada saat lagu tengah selesai dinyanyikan, maka masuklah naga ke dalam gerbang. Dan anak yang paling terbelakang akan ditangkap oleh gerbang.
  • Lalu setelah itu barulah induk angkat bicara, mulailah si induk bernegosiasi dengan gerbang saling bantah membantah perihal anaknya yang telah tertangkap.
  • Dan pada akhirnya sang anak atau barisan paling belakang memang harus ditangkap begitu seterusnya, lalu anak yang telah disandera disuruh memilih ditempatkan di belakang salah satu orang yang menjadi gerbang.
  • Penyanderaan anggota akan terus terjadi sampai sang induk kehabisan anggota. Dan kemudian permainan akan diulangi membentuk ular naga baru.


Ada banyak manfaat yang bisa diambil dari permainan tradisional ular naga ini. Salah satunya anak akan terlatih emosional dan kecakapannya dalam berkomunikasi, selain itu permainan ini juga mendidik anak tentang arti kebersamaan dan menghargai orang lain, tanpa menghiraukan adanya kemenangan atau kekalahan yang diperoleh pada saat bermain.

http://www.permainan-tradisional.com/2014/12/ular-naga-permainan-dalam-dialog-dan.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline