Ritual
Ritual
Sejarah Gorontalo Pedalaman Hutan Pegunungan Boliyuhoto, Gorontalo
Mengenang Ujung K yang Tak dipandang

" Mengenang Ujung K yang Tak Dipandang "

Suku Polahi merupakan salah satu suku di Indonesia yang berada tepat di ujung utara Pulau Sulawesi tepatnya di pedalaman hutan Pegunungan Boliyuhoto, Gorontalo. Suku atau kelompok ini merupakan kelompok mayoritas di Gorontalo dan Gorontalo utara.

Suku Polahi memiliki budaya yang sangat beragam, dapat dilihat dari segi pakaian, adat istiadat dan bahkan tradisi, kebiasaan serta aturan perkawinan di dalam Suku Polahi berbeda dengan perkawinan yang pada umumnya. Perkawinan Suku Polahi yang menerapkan perkawinan sedarah atau incest menjadi perbincangan para ahli budaya. Pola pernikahan yang seperti itu memberikan kebebasan kepada setiap anggota keluarga untuk menikah dengan sesama anggota keluarga dan atau masih memiliki hubungan darah.

Pada mulanya adanya Suku Polahi ataupun mengenai tradisi perkawinan sedarah tersebut diawali pada abad ke-19, masih pada masa penjajahan kolonial Belanda. Saat itu, diberlakukannya pemungutan pajak paksa yang membuat sebagian masyarakat kabur ke hutan untuk menghindari pajak paksa tersebut. Namun, selang beberapa waktu pajak paksa itu pun ditiadakan. Hal ini mengakibatkan ada sebagian masyarakat yang di hutan kembali ke kampung halamannya ada pula yang menetap di hutan. Kelompok menetap inilah yang sekarang kita kenal Suku Polahi. Suku Polahi ini memiliki ketertutupan yang sangat tinggi, tidak ingin bersosialisasi dengan masyarakat luar. Oleh karena itu, timbullah tradisi atau kebiasaan perkawinan sedarah yang tentunya tidak lazim di telinga masyarakat pada umumnya.

Tradisi ini diawali dengan adanya sebuah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak. Lalu, terjadilah perkawinan sedarah dalam keluarga tersebut, baik anak laki-laki dengan anak perempuan, atau orang tua dengan anaknya. Setelah melakukan perkawinan, mereka akan keluar dari keluarganya dan membentuk komunitas baru, begitulah seterusnya.

Pada intinya, setiap kebudayaan tidak ada kata benar ataupun salah di mata masyarakat, namun sebuah kebudayaan harus disaring terlebih dulu, mana yang membawa hal baik ataupun sebaliknya. Jika budaya tersebut membawa dampak yang baik bagi kita, hendaknya kita lestarikan. Namun, bila budaya itu membawa ke arah yang yang buruk, maka perlu dipikirikan apakah masih perlu dipertahankan atau tidak.

OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline