Ulen Ketan adalah salah satu makanan tradisional yang berasal dari Tanah Sunda. Ulen Ketan merupakan makanan khas urang Tasikmalaya, Jawa Barat. Makanan yang terbuat dari beras ketan putih yang dicampur kelapa parut dan garam ini sudah menjadi suatu ciri masyarakat Tasikmalaya sebagai makanan khas yang tidak dapat ditemukan di daerah lainnya. Bukan hanya masyarakat Tasikmalaya saja yang menjadi penikmat makanan tradisional yang enak ini tetapi seluruh masyarakat dari tatar sunda pasti kebanyakan sudah mencoba makanan ini.
Ulen Ketan ini cukup mudah dibuat namun sudah jarang masyarakat membuat makanan tradisional ini. Cara membuat Ulen Ketan ini adalah dengan menanak beras ketan putih kemudian dicampur dengan parutan kelapa dan diberi garam sekucupya. Kemudian kukus adonan tadi sampai matang setelah itu di tumbuk hingga adonan menjadi cukup lembut atau tidak berbentuk butiran butiran nasi atau beras. Sesudah di tumbuk cukup lembut ambil adonan lalu masukan kedalam cetakan agar adonan mudah dipotong kecil - kecil (biasanya dibentuk persegi).
Dari pengalaman keluarga saya yang merupakan masyarakat asli Tasikmalaya biasanya adonan ulen tadi di goreng kembali agar rasanya lebih enak. biasanya adonan dimasukan kedalam kulkas agar bisa bertahan cukup lama bisa sampai satu minggu. Biasanya Ulen ini dimakan sambil ditemani secangkir kopi hangat atau teh hangat hehe itu sih tergantung selera orangnya juga. Namun, menurut saya pribadi Ulen Ketan ini memang enak dimakan sebagai makanan pendamping atau pengganjal perut ( apalagi dimakan saat masih hangat setelah di goreng haha ).
Mungkin sebagian dari kalian yang memiliki keluarga asli urang Tasikmalaya salah satu oleh - oleh yang pasti dibawa pulang adalah Ulen ketan ini. Bagi kalian yang penasaran dengan makanan tradisional khas tasikmalaya ini kalian bisa mencoba membuatnya atau kalian bisa main - main ke Tasikmalaya dan membeli Ulen ketan ini. Untuk rasa tidak kalah enak dengan makanan - makanan jaman now ko! ayo kita lestarikan makanan - makanan tradisional buatan leluhur - leluhur kita!
#OSKMITB2018 #OSKMITB2018
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...