|
|
|
|
Keluarga Besar Sumba Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM2018_16118090_Carola Mayorga. |
Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang saat ini sedang menjadi sorotan pariwisata dunia. Mulai dari wisata alamnya yang penuh keajaiban, adat daerah yang begitu kental, dan kain tenun buatan tangannya yang telah menjadi salah satu trending fashion mancanegara. Selain Kupang dan Labuan Bajo, Flores, daerah Sumba pun seharusnya sudah tidak asing lagi di zaman ini karna beberapa film layar lebar dan influencer ternama yang sudah terpikat dan mulai mengangkat nama Sumba ke media.
Selain mereka, aku pun gabisa lepas dari Sumba karna Ayahku yang lahir dan besar di sana, di sebuah kota kecil bernama Waingapu. Makanya, sejak kecil akupun sudah dikenalkan dengan budayanya. Dari begitu banyak hal yang bisa aku pelajari, aku paling tertarik dengan tradisi acara yang ada di sana dan keeratan persaudaraannya.
Kata ayahku, apapun yang terjadi pada seseorang di sana, akan dirasakan oleh seluruh warga dan keluarga terdekat. Di setiap acara yang diadakan di sana, dengan tema apapun, baik adat ataupun personal, tamunya pasti akan membawa sesuatu untuk si tuan rumah. Sesuatu itu bisa dalam bentuk uang, hewan ternak, atau kain tenun. Jumlahnya pun sesuai kemampuan dan kerelaan masing-masing. Kebiasaan ini disebut dengan tradisi kumpul tangan. Sebenarnya sama sekali gaada peraturan tertulisnya, tapi hal ini udah jadi salah satu tradisi dan kebiasan turun menurun yang dianggap sebagai tatakrama bertamu di sana. Walaupun emang sih kalau di musim liburan dan acara, tamu-tamu pun ada yang ngeluh karna tekor. Tapi, keluhan hanya sebatas bibir kok. Hati mereka tetap tulus melakukan tradisi ini untuk nunjukin keterlibatan mereka dalam persaudaraan.
Gak cuman itu, di setiap acara, para tamu juga pasti akan berkumpul dan ngelakuin Ja’i. Apaan tuh Ja’i? Nah, Ja’I itu bisa dibilang tarian Poco-Poco -nya Nusa Tenggara Timur. Semacam flashmob gitu, loh. Biasanya tarian ini bakal dilakuin di akhir acara dimana akan ada orang yang memimpin gerakan dan yang lain mengikuti. Gerakannya pun ga susah kok, cuman ngulang-ngulang aja. Tapi… heboh dan suasana hangat dari begitu banyak orang yang belum tentu kenal satu sama lain tapi disatukan lewat kesamaan budaya, ngebuat tradisi ini selalu asik buat diikutin dan gak boleh sampai kelewat.
Kedua tradisi itu selalu ada di acara yang diadakan oleh warga Sumba dan menurutku bisa banget sih untuk dicontoh. Gimana semua orang dianggap keluarga, tanpa ngeliat keasingannya. Aku pribadi yang sebenarnya bukan berasal asli dari Sumba tapi tetap berada di tengah mereka aja bener-bener kerasa diterima seperti saudara kandung. Apalagi kalau lagi Ja’I rame-rame, bikin gamau pulang, maunya digoyang!
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |