×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Makanan

Elemen Budaya

Makanan Minuman

Provinsi

Jawa Tengah

Asal Daerah

Jawa Tengah

Tumpeng Tumbuk

Tanggal 21 Dec 2017 oleh hallowulandari .

Tumpeng tumbuk  merupakan jenis tumpeng yang biasanya disajikan pada saat ulang tahun, terutama saat usia 64 tahun. Orang yang sudah mencapai usia 64 tahun, dianggap telah melebih usia Nabi Muhammad SAW waktu wafat, sehingga ulang tahun ini dianggap spesial. Jenis tumpeng ini biasanya dihias dengan kepangan kacang panjang dari puncak ke dasar, yang melambangkan umur panjang. 
 
Biasanya tumpeng ini di pakai saat berulang tahun, terutama pada ulang tahun ke 64 disebut juga dengan tumbuk ageng. Umur 64 dilambangkan sebagai umur yang istimewa, karena angka 8 menurut Jawa dan Cina merupakan angka keramat. Jadi perkalian antara 8 x 8 hasilnya 64.
Tumpeng ini juga dihiasi dengan kacang panjang yang dikepang dari puncak ke alas tumpeng yang melambangkan panjang umur.
---
 
Tumpeng merupakan sarana yang sangat penting dalam perayaan maupun dalam berbagai upacara pada masyarakat Jawa. Mulai acara perayaan kelahiran sampai pada peringatan hari kematian seseorang. Semuanya menggunakan tumpeng sebagai salah satu sarana utamanya. Bahkan dalam upacara-upacara yang bersifat komunal seperti garebeg juga menggunakan tumpeng sebagai alat utamanya.
 
Jika melihat bentuknya yang khas, berupa kerucut meruncing ke atas, hal ini mengingatkan kita pada bentuk gunung. Berdasarkan berbagai sumber, asal mula bentuk tumpeng dari mitologi Hindu, Gunung dalam kepercayaan masyarakat Hindu dipercaya sebagai awal kehidupan. Di dalam kisah Mahabarata, terkenal dengan Gunung Mandara yang di bawahnya mengalir air kehidupan atau amerta. Barang siapa yang meminumnya maka akan mendapatkan keselamatan.
 
Di samping itu gunung juga sering disebut sebagai Mahameru yang berarti representasi dari sistem kosmos. Meru sering dikaitkan dengan puncak gunung. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya tumpeng merupakan sebuah media bagi para manusia untuk menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan, sebagai wujud pengabdian, dan juga penyembahan.
 
Selain dari sisi bentuknya, tumpeng yang digunakan acara selamatanpun biasanya hanya memiliki dua warna. Yaitu warna putih dan kuning. Warna putih melambangkan kesucian dan sumber kehidupan, diasosiasikan dengan Batara Indra. Sementara warna kuning melambangkan rezeki ataupun kemakmuran.
 
Hal ini tidak bisa kita lepaskan dengan latar belakang masyarakat Jawa dahulu sangat dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu.
 
Ada sebuah tumpeng yang khusus digunakan untuk upacara kematian yaitu tumpeng Ungkur-ungkuran dalam beberapa masyarakat menyebutnya sebagai Tumpeng Pungkur. Dilihat dari sisi namanya saja sudah menunjukkan jenis tertentu. Ungkur-ungkuran dalam arti kata berarti saling membelakangi.
 
Secara kontekstual tumpeng ini adalah sebuah tumpeng yang dibuat dengan cara dibelah dari ujung sampai ke pangkal tumpeng kemudian diposisikan saling membelakangi. Tumpeng ini disajikan pada saat peringatan kematian mulai hari ke 3, 7, 40, sampai dengan seribu hari.
 
Selain tumpeng biasanya juga disertakan ubarampe (perlengkapan) lainnya. Seperti: Sayur-sayuran yang direbus dengan bumbu gudhangan (urap), misalnya : kangkung, kacang panjang, bayem, kubis, kecambah, wortel, buncis,dll. Telor ayam rebus; Kembang setaman; Cobek tanah terbuat dari liat/ layah.
 
Tumpeng ungkur-ungkuran ini merupakan simbol penyempurnaan arwah. Sebagian masyarakat mengatakan bahwa tumpeng ini sengaja diposisikan saling membelakangi dengan maksud sebagai simbol perpisahan antara arwah dengan kerabatnya. Disamping itu juga sebagai simbol keikhlasan masyarakat Jawa terhadap kerabatnya yang sudah meninggal.
 
Membelakangi sebagai bukti bahwa mereka tidak akan lagi melihat atau menangisi kepergian/perpisahan dengan kerabatnya. Biasanya tumpeng pungkur ini digunakan khusus
 
Perlengkapan berupa sayur-sayuran ini merupakan simbol kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, saya lebih setuju, jika perlengkapan tersebut lebih sebagai sebuah simbol bahwa masyarakat Jawa merupakan masyarakat agraris. Sehingga setiap sesaji yang diberikan selalu berkaitan dengan apa yang paling mudah dan tersedia di sekitar mereka.
 
Juga untuk memperingati kematian para wanita atau pria yang masih lajang. Sehingga mereka yang sudah berkeluarga biasanya tidak menggunakan tumpeng jenis ini.
---
Pelepasan merpati
Pada upacara nyewu selalu dilakukan pula pelepasan burung merpati oleh pihak keluarga arwah yang meninggal. Sebelum dilepas sepasang burung merpati ini dimandikan, diberi rangkaian bunga di lehernya. Pada kaki burung merpati ini ditalikan selembar uang kertas yang nominalnya bervariasi. Pada saat pelepasan ini juga disertakan uang udik-udik, yaitu berupa sejumlah uang koin. Uang koin tersebut dicampur dengan beras, kunir yang diiris kecil-kecil dan diletakkan pada sebuah piring. Setelah melepaskan burung merpati maka secara bertahap uang udik-udik ini juga dilempar-lemparkan.
 
Pada saat pelemparan uang udi-udik inilah merupakan saat yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Karena mereka akan berebutan uang yang bisa untuk jajan.
 
Pemilihan burung Merpati ini tidak terlepas dari posisinya yang terhormat pada masyarakat Jawa. Buktinya merpati menjadi burung terpilih untuk melengkapai upacara peringatan kematian yang terpenting dan terbesar pada masyarakat Jawa, yaitu nyewu.
Pelepasan merpati menyimbolkan pelepasan keluarga terhadap arwah saudara mereka yang telah meninggal. Dipilih burung merpati karena burung merpati ini adalah lambang kesetiaan.
 
Sehingga orang Jawa menyimbolkan merpati sebagai bentuk kesetiaan arwah (manusia) kepada penciptanya. Sebagai bukti kesetiaan tersebut kemudian merpati akan terbang dan tidak akan kembali lagi. Sehingga masyarakat Jawa biasanya memilih merpati yang masih liar, agar tidak kembali lagi pada keluarga yang memeliharanya.
 
Dua hal tersebut merupakan bentuk dari tindakan simbolis masyarakat Jawa sebagai alat komunikasi dengan pihak lain dalam waktu yang panjang, meskipun hanya dilakukan pada saat yang singkat (Herusatoto:1987:18). Dari semua tindakan-tindakan simbolis dari masyarakat Jawa ini nanti ujung-ujungnya selalu pada, meminjam istilah Suhardi (2009), menuju jalan keselamatan bagi manusia.
 
 
RM/Toko yang Menyediakan:
 
Kampung Nasi - Nasi Kotak dan Tumpeng Semarang
Restoran
Alamat: Jl. Erlangga Raya No. 5, Pleburan, Semarang Sel., Kota Semarang, Jawa Tengah 50241
Telepon: (024) 8311641
 
 
Referensi
1] Herusatoto, Budiono. 1987. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Hanindata. Yogyakarta
2] Suhardi, 2009. Ritual: Pencarian Jalan Keselamatan Tataran Agama dan Masyarakat Perspektif
3] Antropologi, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Antropologi Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Tidak dipublikasikan
4] http://www.facebook.com/notes/persaudaraan-setia-hati-terate-ranting-kampak/mengupasmakna-yang-terkandung-dalam-simbolisme-nasi-tumpeng/204413946240199
5] http://www.facebook.com/notes/persaudaraan-setia-hati-terate-ranting-kampak/mengupas-makna-yangterkandung-dalam-simbolisme-nasi-tumpeng/204413946240199
6] SIMBOL TUMPENG UNGKUR-UNGKURAN DAN PELEPASAN BURUNG MERPATI
PADA UPACARA KEMATIAN. Oleh: Surono. http://ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20131_doc/C.%20Simbol%20Tumpeng%20Ungkur.pdf
7] http://travel.kompas.com/read/2016/08/17/171600027/Tahukah.Anda.Ada.17.Ragam.Tumpeng.di.Indonesia
8] http://sajiansedap.grid.id/Info/9-Jenis-Tumpeng-Untuk-Berbagai-Kesempatan-Acara
9] http://ninadesyanafarikhah.blogspot.co.id/2015/06/tumpeng-tumbuk.html
10] http://www.cateringjogja.info/jenis-nasi-tumpeng/
11] https://www.sejasa.com/blog/5-model-tumpeng-favorit/?hvid=3tKPUo

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...