Ritual
Ritual
Ritual Jawa Timur Gresik
Tradisi Sedekah Bumi di Desa Sawo Kabupaten Gresik
- 10 Juli 2018
Sawo adalah suatu desa yang terletak di daerah gresik yang tidak jauh tempatnya dengan kabupaten lamongan karena memang desa sawo ini terletak persis di pinggir kabupaten gresik yang bersebelahan dengan kabupaten lamongan desa sawo tersebut memiliki sebuah tradisi berupa sedekah bumi.
Tempat desa sawo ini geografisnya cukup bagus, karena berada di suatu tempat yang di situ buminya masih belum terlalu banyak dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi, ataupun pabrik-pabrik penghasil polusi, melainkan masih menyatu dengan alam dan masih dikelilingi ladang-ladang persawahan dan juga dekat dengan hutan jati, sehingga mayoritas penduduk desa tersebut penghasilannya banyak melalui hasil buminya seperti bertani, berternak dan bercocok tanam dan lain sebagainya. Oleh karena itu sedekah bumi di desa sawu ini rutin dilaksanakan dengan tujuan untuk manyambung tali persaudaraan dan membangun suatu kebersamaan, selain itu sedekah bumi ini juga sebagai wujud dari rasa syukur penduduk masyarakat desa sawo kepada tuhan atas berkah yang telah dilimpahkannya.
Tradisi atau upacara sedekah bumi ini sudah cukup lama ditinggalkan dan diwariskan oleh para sesepuh atau nenek moyangnya, hingga saat ini tradisi sedekah bumi di desa sawo masih rutin diadakan oleh masyarakat setempat. Biasanya upacara sedekah bumi ini diadakan pada saat setelah lebaran dan hanya dilaksanakan setahun sekali. Upacara sedekah bumi didesa sawun ini berbeda dengan sedekah-sedekah bumi pada umumnya, ya meskipun dari peralatan dan ubarampenya sedikit ada persamaan karena masih sama-sama menggunakan sesaji berupa tumpeng dan makanan-makanan atau jajan pasaran seperti tumpeng-tumpeng pada umumnya. Namun di sini yang membedakan upacara sedekah bumi dari desa sawu dengan desa-desa lainnya yaitu dari segi proses dan pelaksanaannya.
Sebelum pelaksanaan upacara sedekah bumi itu dimulai, para penduduk berkumpul disalah satu rumah warga yang memiliki hajatan untuk membuat sebuah tumpeng besar lengkap dengn isinya untuk dihias seindah dan secantik mungkin. Isi dari tumpeng tersebut berupa nasi, ayam goreng, sambal kelapa, tempe, ikan gerih dan lain sebagainya. Karena yang memiliki hajatan untuk membuat tumpek itu tidak hanya satu atau dua, maka para penduduk membagi diri untuk saling membantu, sebagian ada yang membantu di rumah warga A dan sebagian lagi ada yang membantu di rumah warga B dan seterusnya seperti itu, malahan ada juga warga yang bukan asli penduduk desa sawu yang mau membantu menyiapkan perlengkapan dan membuat tumpeng bersama penduduk setempat lainnya.
Setelah tumpeng itu jadi, warga-warga yang telah membuat tumpeng itu lalu mengarak tumpeng tersebut berangkat dari rumah yang punya hajat keliling desa hingga berakhir dilapangan yang ada didesa sawu, semua warga dan penduduk desa sawo beramai-ramai berkumpul dilapangan tersebut, setelah semua berkumpul dan semua tumpeng yang dibawa warga juga sudah hadir, lalu fase selanjutnya yaitu diadakannya penilaian kekreatifan dalam menghias tumpeng tersebut oleh petinggi desa, tumpeng yang bagus akan mendapatkan sebuah hadiah berupa kambing atau ayam dan sembako. Setelah penilaian selesai, baru tetua desa mengambil alih acara tersebut untuk mendoakan tumpeng-tumpeng sebelum dibagikan kepada semua warga-warga yang hadir dalam upacara sedekah bumi, pembagian tumpeng disitu sangat tertip karena tidak dengan cara rebutan seperti upacara sedekah bumi lainnya melainkan yang punya hajat atau yang memiliki tumpeng itu yang membagi, namun pemilik tumpeng tidak boleh memakan tumpengnya sendiri karena hanya untuk dibagikan.
Tumpeng yang sudah jadi digotong 4 orang, dua depan dan duanya lagi belakang, di situ melambangkan sikap gotong royong dan bentuk tumpet itu mengrucut keatas seperti piramit, bagian bawah tumpeng terlihat lebar melambangkan manusia dan semakin keatas lagi yang paling ujung melambangkan tuhan yang maha esa atau sang hyang tunggal. Dan ketika pembagian itu menggambarkan ketertiban dan kesabaran. Namun acara penilaian tersebut hanya sebagai hiburan para warga desa sawo kecamatan dukun kabupaten gresik.
 
Sumber: http://bahrulhyuda23.blogspot.com/2014/12/tradisi-sedekah-bumi-di-desa-sawo.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline