Tradisi Kenduri Laut adalah salah satu tradisi tahunan yang sering dilakukan masyarakat pesisir di Pulau Sumatera, salah satunya di daerah Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil laut yang mereka dapatkan. Selain sabagai upacara adat, Tradisi Kenduri Laut ini juga menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang datang kesana. Karena selain dilakukan acara ritual yang bersifat sakral, tradisi ini kemudian juga dimeriahkan dengan berbagai acara seperti perlombaan, pertunjukan dan acara hiburan lainnya.
Asal Usul Tradisi Kenduri Laut
Tradisi Kenduri Laut ini merupakan salah satu tradisi warisan budaya masyarakat pesisir di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Tradisi sejenis juga banyak dilakukan oleh masyarakat pesisir pantai sumatera lainnya, namun masyarakat Tapanuli Tengah memiliki caranya sendiri untuk melaksanakan kenduri laut ini.
Dilihat dari letak geografisnya, Tapanuli Tengah sendiri merupakan salah satu daerah yang terletak di pesisir pantai barat Sumatera Utara. Sehingga sebagian besar masyarakat disana menggantungkan hidupnya dari hasil laut, sehingga banyak juga yang berprofesi sebagai nelayan. Sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut tersebut, kemudian diadakan upacara kenduri laut ini.
Fungsi Dan Makna Tradisi Kenduri Laut
Pada dasarnya Tradisi Kenduri Laut ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil laut yang mereka dapatkan. Selain itu tradisi juga sebagai pengharapan agar selalu diberikan hasil yang melimpah untuk ke depannya dan diberikan keselamatan bagi para nelayan. Bagi masyarakat di sana, tradisi sedekah laut ini juga dimaknai sebagai hubungan antara manusia dan alam, dimana alam selalu memberikan kehidupan kepada manusia. Sehingga untuk membalas kebaikan alam tersebut, manusia wajib untuk menjaga dan melestarikannya, agar bisa selalu memberikan kehidupan, baik kepada mereka maupun anak dan cucu mereka.
Pelaksanaan Tradisi Kenduri Laut
Tradisi Kenduri Laut ini biasanya dilaksanakan setahun sekali pada bulan oktober di salah satu pantai di daerah Tapanuli Tengah. Pelaksanaan tradisi ini biasanya dilakukan dalam dua prosesi, yaitu prosesi ritual dan prosesi perayaan. Prosesi ritual ini biasanya dilakukan pada malam hari, dengan diikuti oleh perwakilan dari beberapa kecamatan di Tapanuli Tengah dan setiap perwakilan harus membawakan beberapa persembahan berupa hasil bumi. Prosesi tersebut merupakan prosesi inti dalam Tradisi Kenduri Laut ini dan dianggap sakral.
Kemudian pada siang harinya dilanjutkan dengan prosesi perayaan yang dimeriahkan oleh berbagai hiburan seperti atraksi budaya maupun perlombaan. Atraksi budaya tersebut diantaranya seperti tarian tradisional dan berbagai kesenian tradisional lainnya. Selain itu ada juga beberapa perlombaan seperti lomba perahu, layang-layang, dan lain-lain. Walaupun bukan merupakan acara inti dalam Tradisi Kenduri Laut ini, namun acara hiburan tersebut cukup menyedot perhatian masyarakat. Karena pada prosesi tersebut, banyak juga masyarakat yang mengikutinya.
Nilai-Nilai Dalam Tradisi Kenduri Laut
Sebagai salah satu warisan budaya, Tradisi Kenduri Laut ini sangat kaya akan nilai-nilai di dalamnya, terutama nilai budaya dan kehidupan.
Nilai Kehidupan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Tradisi Kenduri Laut ini merupakan representasi dari hubungan manusia dengan alam, dimana alam selalu memberikan kehidupan untuk manusia. Dan untuk membalas kebaikan alam tersebut, manusia wajib untuk menjaga dan melestarikan alam, agar alam senantiasa memberikan kehidupan untuk mereka dan anak cucu mereka.
Nilai budaya
Tradisi Kenduri Laut ini merupakan salah satu warisan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang. Tentunya tradisi ini sarat akan makna dan nilai-nilai serta filosofi di dalamnya. Sehingga harus terus dilestarikan, agar tidak hilang seiring dengan perkembangan zaman.
Perkembangan Tradisi Kenduri Laut
Dalam perkembangannya, Tradisi Kenduri Laut ini masih terus dijaga dan dilestarikan hingga sekarang. Tradisi ini masih terus dilaksanakan setiap tahunnya dan dimeriahkan oleh berbagai acara hiburan bertema budaya lokal maupun modern yang disesuaikan. Selain sebagai bagian dari budaya, Tradisi Kenduri Laut ini bahkan juga menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang datang ke sana. Dengan meriahnya Tradisi Kenduri Laut ini tentu bisa juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pada masyarakat akan tradisi serta budaya masyarakat Tapanuli Tengah, sehingga tetap lestari dan tidak hilang seiring dengan perkembangan zaman.
Sumber:
http://www.negerikuindonesia.com/2015/12/tradisi-kenduri-laut-di-tapanuli-tengah.html
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang