|
|
|
|
Tradisi Jembulan Tanggal 05 Aug 2018 oleh Oskm18_16718125_adhi . |
Tradisi Jembulan merupakan tradisi kedaerahan yang biasa dilaksanakan di kabupaten Sragen dan sekitarnya sebagai bentuk wujud syukur terhadap hasil panen yang melimpah dari Tuhan oleh sebagian besar masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Tradisi ini dilaksanakan atas dasar mitos untuk mengikuti suatu hal yang memiliki dampak buruk apabila tidak dilaksanakan. Selain itu, tradisi ini juga mengandung nilai-nilai kebudayaan, pendidikan, religi yang tersirat dalam pelaksanaannya.
Adapun perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan untuk melaksanakan ritual ini, seperti makanan tumpeng gunungan yang disusun bertingkat-tingkat serta gapura. Pada makanan tumpeng gunungan, bagian atas diletakkan buah dan makanan pasar seperti jadah, wajik, pisang, dan roti yang ditusuk dengan lidi yang ditancapkan pada batang pisang. Sedangkan pada bagian bawah, diletakkan makanan seperti nasi dan ayam. Tradisi Jembulan juga perlu dipersiapkan dua buah gapura yang diberi jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Gapura dibentuk dari pohon pisang dan janur yang mengitarinya hingga sedemikian rupa. Setelah pemimpin doa selesai memanjatkan doa gapura ini kemudian dirobohkan oleh masyarakat bersama. Arah jatuhnya gapura dipercaya sebagai penunjuk arah sawah yang subur pada musim tanam selanjutnya. Misalnya, apabila gapura jatuh kea rah Timur, maka sawah bagian Timur dari Goa akan mengalami kesuburan.
Pelaksanaan Jembulan ini biasanya diiringi dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Mbah Modin (pemimpin agama). Pembacaan doa diawali dengan pembacaan surah Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan surah-surah pendek, seperti surah Annas, surah Al Falaq, Al Ikhlas, dan Ayat Kursi masing-masing tiga kali. Pembacaan doa diakhiri dengan permintaan doa para sesepuh kepada Allah SWT tentang keinginan warga desa.
Dulunya, Tradisi Jembulan digunakan dilaksanakan di gua-gua, yang digunakan untuk persembunyian pada zaman penjajahan, bertujuan untuk bertapa, menyembah roh dan jin. Jembulan pada zaman dahulu dianggap sakral, penuh mistik, dan berbau syirik Namun saat ini, tradisi jembulan mengalami evolusi karena adanya pengaruh agama, sehingga jembulan saat ini merupakan bentuk wujud syukur terhadap hasil panen.
Sumber: Khotimah, Siti Khusnul. 2013. Foklor tentang Tradisi Jembulan di Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Diakses pada 5 Agusutus 2018.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |