TOKO MERAH
Toko Merah merupakan suatu bangunan peninggalan kolonial Belanda yang tetap berdiri kokoh sampai masa kini. Terletak di bagian barat Kali Besar, gedung ini silih berganti menjadi rumah bagi berbagai kediama, institusi, dan perusahaan. Status sebagai salah satu struktur tertua di ibukota disandang gedung ini sejak peresmiannya lpada thaun 1730. Hunian ini kemudian ditempati oleh Gubernur Jenderal VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) Gustaaf Willem, Deputi Hindia Timur, diantara tahun 1743 sampai tahun 1750. Selain menjadi hunian pejabat, bangunan ini merangkap sebagai tempat pelatihan angkatan laut Belanda sampai tahun 1755.
Enam Gubernur Jenderal Belanda berikutnya yang menjabat setelah Gustaaf Willem tetap menjadikan bangunan tersebut sebagai residen resmi mereka. Keenam pejaba t tersebut adalah Jacob Mossel, Petrus Albertus van Parra, Reynier de Klerck, Nicolaas Hartingh, dan Baron von Hohendorff. Dengan berpindahnya kediaman Guberur Jenderal, maka bangunan tersebut dialihfungsikan menjadi hotel pda 1786, dengan penambahan beberapa kandang kuda sebagai ekstensi bangunan. Dalam perkembangannya, kandang-kandang kuda tersebut dikonversi menjadi rumah-rumah baris. Pada 1851, bangunan ini dibeli oleh Oey Liauw Kong, kemudian dicat merah, yang menjadi asal usul dari nama bangunan tersebut. Kapitan Cina tersebut mengalihfungsikan hotel tua tersebut menjadi toko kelontongnya.
Lama terbengkalai, Toko Merah direvitalisasi pada tahun 1920 oleh J.F van Hoytema sebagai bank pemerintahan. Seiring dengan merdekannya Indonesia, terjadi nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan Belanda. Toko Merah dijadikan kantor bagi perusahaan-perusahaan milik negara. Namun sekarang kondisi banguna tersebut sudah terbengkalai. Oleh karena itu terdapat wacana oleh pemerintah kota untuk merestorasi gedung tersebut.
Sebagai salah satu peninggalan kolonial Belanda yang paling awal, arsitektur gedung ini memiliki gaya yang ke-'Belanda'-an pada abad ke-18 dengan mulai dipadukan dengan sedikit unsur tropikal. Penerapan sekolah arsitektur Belanda abad ke-18 dilihat dari bentuk jendela dan bentuk atap bangunan tersebut. Konsep arsitektur kolonial Belanda yang belum dapat mengakomodasikan diri dengan iklim tropikal menyebabkan biaya perawatan yang relatif besar untuk banguna tersebut.
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...