Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan Nusa Tenggara Timur Belu
Toe Malu
- 18 November 2018

Ternyata orang Tetum, Belu-NTT telah lama memiliki tradisi berdebat. Tradisi berdebat dalam kebiasaan orang Tetun di Belu disebut Toe Malu. Dengan suara tinggi kedua pihak bertemu muka ke muka, misalnya di halaman rumah lalu mulai berdebat. Oleh karena suara mereka sangat nyaring maka seluruh isi kampung berlarian ke arah asal suara itu untuk menonton atau menjaga agar tidak terjadi perkelahian antara kedua belah pihak yang sedang Toe Malu. Suara orang yang sedang Toe Malu terdengar nyaring, terus bersambung dengan ekspresi yang sesuai dengan isi debat. Suara mereka yang terlibat Toe Malu terdengar sangat nyaring dan riuh rendah terus melengking tinggi dan bersahut-sahutan. Suasana kampung menjadi ramai oleh teriakan orang.


Kedua pihak yang berseberangan terus beradu dalam mengemukakan berbagai alasan dan bukti nyata sehingga dapat menyakinkan pihak seberang. Masalah-masalah yang menjadi topik Toe Malu ialah persoalan ternak, kebun, adat, belis, pencurian, persinahan, pembagian kekayaan, pembagian tanah atau hak ulayat, pelanggaran adat, belis, denda, dll. Lamanya Toe Malu bisa berjam-jam tanpa terputus. Selama berjam-jam, kedua pihak terlibat saling adu kekuatan suara dan mengadu kemampuan mengemukakan gagasan secara beruntun dan lancar dalam bahasa Tetun. Selanjutnya pihak yang lain, terus membalas dengan beragam alasan dan gagasan. Saling tuding menuding, saling mengadu gagasan, berjalan silih berganti.


Pengalaman menunjukkan bahwa kedua pihak yang terlibat Toe Malu tidak ada yang dinyatakan menang atau kalah. Namun dengan adanya Toe Malu, masyarakat tradisional Belu mampu memberikan rasa keseimbangan dalam hidup mereka. Persoalan menjadi lebih jernih dan terbuka untuk umum. Tidak ada rahasia yang perlu ditutupi lagi karena semuanya begitu transparan akibat saling adu argumen dengan menggunakan suara keras dan terbuka serta disaksikan oleh seluruh isi kampung atau seluruh desa.


Oleh karena kedua belah pihak membutuhkan penyelesaian yang mengandung kekuatan hukum adat, maka masalah yang diperdebatkan kedua belah pihak akhirnya perlu di bawah ke tingkat pengadilan desa atau kampung. Di pengadilan kampung, keduanya diminta keterangan secara berganti-ganti. Lalu majelis adat mulai melakukan kompromi. Hasilnya ialah kesepakatan mengenai denda yang diatur secara adil. Pihak yang bersalah memberikan denda yang besarnya ditetapkan dewan adat. Sedangkan pihak yang benar menerima denda bersama para pemuka kampung atau desa. Namun bila tidak ada yang salah atau tidak ada yang benar, maka keduanya perlu didamaikan. Perdamaian adat harus dilaksanakan setelah masing-masing pihak menyatakan menerima dan saling memaafkan, dilanjutkan dengan pemberian benda atau uang sebagai tanda perdamaian. Dalam hal ini, kepada dewan hakim kampung atau desa yang berfungsi sebagai dewan pendamai dan pemutus hukuman yang adil dan merata.


Sayangnya tradisi Toe Malu yang merupakan simbol keterbukaan dan transparansi selalu ditanggapi negatif. Padahal nilai Toe Malu ini sungguh tinggi, teristimewa agar masalah-masalah yang dihadapi manusia tidak disimpan atau dirahasiakan sendiri, namun perlu dikeluarkan dan dibahasakan secara terbuka dan disaksikan masyarakat serta dewan adat kampung atau desa. Dalam iklim Demokrasi, orang perlu berdebat demi mencapai kata sepakat. Berdebat tentu perlu seninya, bukan asal teriak apalagi sampai mengganggu ketenteraman dan kedamaian. Salah satu nilainya ialah bahwa dengan Toe Malu orang berjuang untuk mampu mengungkapkan diri, mengemukakan gagasan demi membela integritas dirinya demi mencapai keadilan, permusyawaratan, kemanusiaan, persatuan dan keharmonisan dalam hidup.

sumber:  https://www.kompasiana.com/1b3las-mk/54f79cd6a33311807b8b48c5/toe-malu-tradisi-berdebat-orang-tetum-belu-ntt
#SBJ

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
tes
Alat Musik Alat Musik
Bali

tes

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline