Timphan Balon (Balot) atau Dadar Gulung merupakan salah satu makanan tradisional khas Aceh. Makanan yang bentuknya berbalut ini, memiliki isi sesuai keinginan pembuatnya. Ada yang dari srikaya dan ada juga berisi kelapa parut. Selain itu, kue ini juga terdiri dari berbagai warna, salah satunya warna putih seperti yang saya nikmati pagi tadi. Mengenai rasa, Timphan Balon memiliki rasa manis dari hasil gula dan kelapa yang telah dicampurkan satu kedalam adonan.
Berikut bahan-bahan membuat Timphan Balon
Timphan Balon terdiri dari dua sisi, yakni bagian kulit dan inti (isi).
Bahan untuk membuat kulit:
• 1/2 kg Tepung Terigu
• 300 ml Air
• 100 ml Pati Daun pandan
• 1/2 sdt Garam
Bahan untuk membuat srikaya;
• 3 buah Telur
• 1 gelas Gula
• 1 gelas Santan
• 1/2 gelas Pati daun pandan
Cara membuatnya:
• Aduk tepung terigu, garam dan air, beserta pati daun pandan hingga merata;
• Ambil wajan, dan oleskan minyak pada wajan dan panaskan sebentar supaya adonan tidak lengket;
• Tuangkan adonan kedalam wajan, usaha kan adonan berbentuk telur dadar tunggu 1 menit;
• Angkat dan biarkan adonan kulit dingin;
• Kocok telur dan gula hingga mengembang, lalu masukan santan aduk merata, kemudian di masak hingga kental.
• Dinginkan dan gunakan sebagai isi timphan;
• Kemudian ambil kulit timphan lalu isi dengan srikaya, kemudian bungkus dan gulung;
• Selesai dan jadilah.
Sumber : https://steemit.com/food/@ms1991/timphan-balon-balot-typical-food-of-aceh-timphan-balon-balot-makanan-khas-aceh
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.