Timbu ‘Dahi merupakan dua kata yang menggunakan Bahasa Bima yang berarti Nasi bambu (Timbu) dan tape ketan (‘Dahi) yang merupakan makanan khas yang ada di Bima, Nusa Tenggara Barat.
Timbu ‘Dahi yang merupakan makanan khas Bima yang sama-sama berbahan dasarkan beras ketan hitam dan putih yang diolah dengan proses yang berbeda namun bisa disatukan yang menghasilkan citarasa yang cukup menumbuhkan selera makan ini cukup menarik dan memberikan warna tersendiri untuk pendatang baik dari luar daerah Bima sendiri maupun Luar. Karena Timbu Dahi ini memiliki rasa yang khas dan sungguh berbeda dengan makanan yang lainnya, karena pada proses pembuatannya yang juga cukup unik. Timbu ( nasi bambu) diproses dengan cara Beras ketan puti yang dimasukan kedalam bambu yang sudah dicampur dengan air santan dan dibakar dengan menggunakan arang, sedangkan ‘Dahi (tape ketan) yang merupakan beras ketan merah yang diproses dengan menggunakan ragi dan disimpan beberapa hari dan mengalami proses fermentasi sehingga mengahsilkan aroma serta rasa yang cukup menggugah selera makan.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang