Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Trenggalek
Terjadinya Gunung Gajah Gepuk
- 12 Juli 2018
Cerita ini berkembang di masyarakat desa Sugihan Kecamatan kampak Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
 
Diceritakan zaman dulu ada seorang sakti yang memiliki peliharaan berupa Gajah. Hewan tersebut sangat sisayangi oleh tuannya. Setiap hari gajah itu dirawat dengan baik dan diberi makan agar tumbuh besar. Dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun gajah itu bertambah besar. Si pemilik tentunya sangat senang melihat gajahnya yang tumbuh besar dan sehat.
 
Suatu hari si pemilik gajah ini pergi untuk mengembara beberapa hari. Gajah peliharaannya lalu dilepaskan dikawasan hutan agar mencari makan sendiri. Si pemilik gajah tadi pun tak lupa mengikatkan tali ketubuh gajah agar gajah tersebut tidak liar kesana - kemari. Pada awalnya gajah itu sangat tenang. Ia mencari makan dikawasan hutan itu tanpa mengganggu ladang warga. 
 
Sekitar satu minggu si pemilik gajah belum juga pulang dari pengembaraannya. Makanan dikawasan hutan yang menjadi tempat gajah itu kian hari kian menipis. Dedaunan pun semakin tak terjangkau oleh belalai gajah. Ia pun mulai kelaparan dan mulai terlihat meronta ingin melepaskan tali yang mengikatnya. Gajah itu kemudian bersuara keras tanda bahwa ia sedang marah. Dengan tubuh yang besar dan kuat akhirnya gajah itu mampu lolos dari tali yang mengikatnya.
 
Setelah itu, karena gajah tersebut dalam keadaan lapar ia pun pergi menuju ladang warga yang disitu tanamannya telah siap panea n. Gajah itu memakan tanaman diladang warga itu secara rakus. Ia berlari kesana - kemari hingga merusak seluruh tanaman warga. Warga pun akhirnya menyetahui bahwa tanaman diladang mereka dirusak dan dimakan oleh gajah itu, namun beberapa warga tidak berani untuk berbuat sesuatu. Warga hanya melihat dari kejauhan sambil memantau gajah itu.
 
Lama - kelamakan amarah gajah itu semakin menjadi. Sudah tak terhitung lagi ladang warga yang dirusaknya. Beberapa warga kemudian mengusir gajah itu agar keluar dari kawasan ladang. Pelan - pelan gajahpun keluar dari kawasan ladang warga. Ia bergerak menuju kampung.
 
Sesampainya di kampung gajah itu malah mengamuk tak karuan. Ia merusak beberapa rumah warga hingga membuat warga sangat marah. Warga pun berkumpul dengan membawa peralatan seadanya untuk mengusir gajah. Ada yang membawa pentungan, sabit dan lain sebagainya. Gajah itu kemudian bertambah liar dan mengamuk kepada warga dan wargapun tidak tinggal diam. Gajah itu kemudian di gepuki atau dipukuli secara beramai - ramai hingga pada akhirnya gajah itu kehabisan tenaga. Banyak luka di tubuh gajah itu dan banyak darah yang mengukur dari tubuhnya sehingga gajah itu kemudian mati.
 
Singkat cerita setelah gajah itu mati digepuki atau dipukuli warga, tubuhnya pun membatu dan menjadi gunung. Gunung tersebut oleh warga kemudian disebut Gunung Gajah Gepuk. Lokasinya berada di pinggir jalan dan sering dijadikan tempat camping oleh anak - anak muda.
Lokasi gunung Gajah Gepuk ini berada di desa Sugihan Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
 
Sumber: http://www.nawacerita.com/2017/11/cerita-rakyat-terjadinya-gunung-gajah.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline