×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Motif Kain

Elemen Budaya

Motif Kain

Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Asal Daerah

Sumba Timur

Tenun Ikat Sumba Timur

Tanggal 19 Jan 2016 oleh Atis Umbu Kora Iki.

Di Indonesia, tenun ikat dibuat dengan sejumlah teknik ikat Lusi, ikat pakan, ikat ganda dan ikat campur. Sejak zaman pra sejarah Indonesia telah mengenal tenunan dengan corak desain yang dibuat dengan cara ikat lungsin. Daerah penghasil tenunan ini seperti daerah pedalaman di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dimana Sumba menjadi bagiannya. Ikat Lungsin diduga lebih awal dikenal di Indonesia dibandingkan teknik-teknik ikat lainnya. Mereka memiliki kemampuan membuat alat-alat tenun. menciptakan desain dengan mengikat bagian-bagian tertentu dari benang dan mereka mengenal pencelupan warna. Aspek-aspek kebudayaan tersebut diperkirakan dimiliki oleh masyarakat yang hidup pada jaman perunggu dalam jaman pra sejarah Indonesia, sekitar abad kedelapan sampai abad kedua sebelum Masehi.

Keunikan desain yang diciptakan adalah suatu karya yang mencerminkan unsur-unsur yang erat hubungannya dengan unsur kebudayaan, pemujaan pada leluhur dan memuja keagungan alam.
Pada periode awal ini pula, juga telah dikenal desain lungsin tambahan. Teknik desain lungsin tambahan ini, dalam jarak waktu yang lama dalam peristiwa sejarah kemudian lebih dikenal dengan nama Songket seperti di Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Bangka, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Tengah dan selatan. Tenun ikat ganda dibuat di Bali, Jawa Timur, sedangkan ikat campur diproduksi oleh sejumlah sentra tenun ikat di Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan.

Istilah yang sebenarnya adalah merujuk pada Hinggi yaitu busana adat lelaki Sumba Timur berbentuk lembaran empat persegi panjang dengan ukuran sisi terpanjang kurang lebih 250 cm dan sisi terpendek antara 80 - 150 cm. Produksinya terpusat di sejumlah kawasan di pesisir utara dan timur laut Kabupaten Sumba Timur di bekas wilayah Landschap (Swapraja) Kanatang, Kambera, Rindi, Umalulu, Mangili.

Mutu Hinggi mengacu pada kemahiran estetis teknis yang mencakup keahlian mengatur ikatan pada benang Lungsin, menyusun corak, meramu warna serta ketrampilan mencelup. Semuanya memerlukan investasi besar dalam sumber daya manusia, sumber daya alam dan waktu sehingga bersama dengan makna sosial simboliknya yang dalam. Hinggi amat dihargai dalam konteks spiritual, adat maupun komersial.

Corak kain sumba timur dikelompokkan ke dalam tiga bagian yakni Kelompok Figuratif yaitu representatif dari bentuk manusia dan binatang), Kelompok Skematis yaitu menyerupai rangkaian bagan, cenderung geometris, dan Kelompok Bentuk Pengaruh Asing yaitu salib, singa, mahkota, Wilhelmina, corak petola (kain India) dan naga (china).

Tenun Ikat Sumba Timur atau kain sumba adalah kain bercorak, teknik tenun ikat lusi, buatan masyarakat Sumba Timur secara turun temurun, berdasarkan pranata sosial yang berlaku dalam sistem kebudayaannya.

Variasi Pembuatan Corak Tenun Ikat Sumba Timur pada Wilayah-Wilayah Sentra Produksi

1. Kambera, memiliki 18 corak, seperti Patuala Ratu (kain petola), Habaku (cicak terbang), Karihu (kupu-kupu purba), Andung (tugu tengkorak), Mahang (singa), Kurang (udang), Manu (ayam), Liakat (tangga turun-tangga naik), Wuya (buaya), Karawulang (penyu), Lodu (matahari), Wulang (bulan).

2. Kanatang, memiliki tiga corak, yaitu Ruha (rusa), Mahang (singa), Kaka (kakatua).

3. Rindi, memiliki 11 corak, seperti Andung (tugu tengkorak), Mahang (singa), Kurang (udang), Habaku (cicak terbang), Wuya (buaya), Karawulang (penyu), Karihu (kupu-kupu purba), Ularu/Mandu (ular), Kaka (kakatua), Ngganda (sejenis bunga), Tanga Wahil (tempat sirih)

4. Umalulu, memiliki delapan corak, seperti: Andung (tugu tengkorak), Patuala Ratu (kain petola), Habaku (cicak terbang), Wuya (buaya), Karawulang (penyu), Karihu (kupu-kupu), Kurang (udang), Ruha (rusa).

5. Kaliuda, memiliki tiga corak, seperti Njara (kuda), Manu (ayam), Kahuhu (burung pesisir pantai).

Corak Kain Tenun Ikat Sumba Timur memuat ide, gagasan, cita-cita, keinginan luhur, kehidupan religius leluhur masyarakat Sumba.



DISKUSI


TERBARU


Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

Bakso Titoti Wo...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bakso titoti wonogiri gitu gaes ya hahahahhahahahahah

Tempong khas Te...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bahan-bahan 12 porsi 1 papan tempe besar 1 genggam daun kemangi Bumbu Halus: 3 siung bawang putih 5 buah bawang merah 5 buah cabai rawit merah (op...

Mpaa Sere (Tari...

Oleh Aji_permana | 07 Jan 2025.
Tradisi

Mpaa Sere adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...