Kalijaga Monyet adalah salah satu tempat bersejarah yang ada di Kota Cirebon. Dinamakan Kalijaga Monyet karena petilasan ini adalah peninggalan Sunan Kalijaga dan ditempat ini banyak monyet. Bangunan ini dibuat oleh Sunan Kalijaga disaat ia tinggal di daerah Cirebon. Dahulu kala, tempat ini di kelilingi oleh hutan belantara namun saat ini hanya tersisa hutan yang tidak terlalu besar. Di tempat ini kita bisa menemukan banyak monyet yang bebas berkeliaran dan menjadi hiburan bagi para pengunjung. Salah satu dari monyet tersebut dulunya ada yang albino atau berwarna putih namun sekarang sudah tidak ada. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat asli, monyet ini adalah jelmaan dari murid-murid Sunan Kalijaga yang melanggar perintah untuk sholat Jumat. Sunan Kalijaga memergoki para muridnya justru memancing ikan di sungai yang berada tak jauh dari petilasan, Sunan Kalijaga kecewa dan berkata bahwa kelakuan mereka sama saja seperti binatang. Setelah mengatakan demikian, mereka semua berubah menjadi monyet. Monyet ini dipercaya bahwa jumlahnya tidak akan berkurang dan bertambah.
Di dalam petilasan ini terdapat beberapa makam yang berada didalam suatu ruangan yang dikunci. Ruangan tersebut hanya dibuka pada acara-acara tertentu saja. Banyak orang yang percaya bahwa makam tersebut salah satunya adalah makan Sunan Kalijaga, namun sampai saat ini belum ada yang mengetahui secara pasti dimana makam Sunan Kalijaga yang sebenarnya karena ia sering bepergian ke beberapa daerah yang ada di Indonesia. Penjaga petilasan mengatakan bahwa makam tersebut adalah makan keturunan langsung Sunan Kalijaga. Petilasan ini tidak pernah sepi dari pengunjung yang ingin berziarah atau sekedar berwisata.
Bangunan ini tak luput dari budaya Cirebon yang memakai bata merah sebagai bahan bangunannya. Beberapa bagian dari bangunan ini masih memakai bata merah asli namun ada juga yang sudah dipugar dan diganti dengan bata baru. Penjaga mengatakan bahwa pihak mereka merasa sulit dalam mendapatkan biaya untuk memperbaiki bangunan petilasan ini dikarenakan prosedur pembuatan dan pengajuan proposal kepada pemerintah yang bisa dikatakan sangat sulit dan ribet. Maka dari itu penjaga berinisiatif untuk memugar bangunan ini dari uang yang ia miliki sendiri dibantu dengan uang hasil sumbangan yang diberikan dari orang yang berkunjung ke petilasan ini.
Di petilasan ini terdapat beberapa sumur keramat yang dulunya dipakai Sunan Kalijaga. Sumur tersebut saat ini sudah di pagar sehingga tidak ada orang yang bisa bebas mengambil air dari sumur tersebut. Tapi pada saat-saat tertentu, sumur tersebut akan digunakan untuk berwudhu. Disekitar petilasan ini pula terdapat sungai besar yang tidak jarang meluap disaat hujan besar datang dan menyebabkan banjir besar. Dan disaat hari besar tertentu seperti muluddan, halaman petilasan ini akan ramai dengan penjual yang berjualan berbagai macam benda. Biasanya jika sudah ramai, jalanan akan ditutup atau dialihkan jika tidak maka akan terkena macet.
#OSKMITB2018
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...