×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tarian

Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Tarian Likurai

Tanggal 28 Sep 2014 oleh Charlesriano .

Tarian Likurai

Pada setiap hari raya keagamaan, festival budaya dan acara syukuran, tarian Likurai selalu dipertontonkan. Tarian ini dengan mudah dijumpai di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Memang, sejatinya Tarian Likurai ini berasal dari Daerah Belu. Bahkan Kabupaten Belu identik dengan Kabupaten Likurai.

Kabupaten yang beribukotakan Atambua ini, terletak di jantung Pulau Timor, penghasil kayu cendana (ai-kamelin) terbesar di dunia. Kabupaten Belu berbatasan darat langsung dengan Negara Timor Leste. Walau berasal dari Kabupaten Belu, namun tari Likurai sudah dikenal luas dan merakyat di seluruh Daratan Timor, dari Timor Barat sampai Timor Leste; gaungnya telah sampai ke pulau-pulau sekitarnya di Nusantara ini dan bahkan telah tiba ke mancanegara. Para wanita Timor, tua-muda, besar-kecil, entah berpendidikan tinggi atau pun buta aksara, baik orang berada maupun kaum sederhana, semua berpadu mengapit tambur di bawah ketiaknya, lalu membentuk barisan atau lingkaran di antara mereka kadang belasan wanita, kadang puluhan, kadang malah bisa ratusan wanita, memukul atau membunyikannya secara dinamis, ritmik, dengan beraneka ragam bunyi atau warna pukulan, namun tetap menjaga kekompakan, tempo, juga dipadukan dengan gerakan tubuh, badan meliuk secara beraturan kesana-kemari seiring bunyi-bunyian yang dihasilkan dari pukulan gendang tersebut.

Gendang ini dalam bahasa Tetun Belu disebut Tihar. Tihar ini pasti dipunyai oleh setiap rumah tangga di Kabupaten Belu. Para wanita Timor tentu menyimpan Tihar di rumahnya. Menabuh Tihar disebut Basa-Tihar atau He’uk.

Selain Tihar, satu atau dua wanita lainnya tidak akan membawa Tihar ke dalam lingkaran para penari itu, tetapi membawa Tala. Tala adalah sejenis gong kecil, terbuat dari logam, ukurannya sebesar piring makan, yang sangat cocok ditabuhkan berpaduan dengan pukulan Tihar.

Di samping para wanita–yang menabuh gendang apitan bawah ketiak dengan penuh ritmik-dinamis gerakan tubuhnya, ditambah lengkingan gong–para lelaki pun, karena dibakar semangat oleh keramaian bunyi-bunyian Tihar, Tala dan gerak lincah-gemulai para wanita itu, masuk meronggeng dalam lingkaran.

Kadang, para lelaki tampil lebih heboh daripada para wanita. Sering mereka membawa selendang kecil berukuran panjang dua meter dan mereka akan berperangai seperti elang mengepakkan sayap mencari mangsa. Kadang malah mereka membawa kelewang adat, di mana di pangkal kelewang itu diikat rambut dari kepala musuh yang pernah ditebas dengan kelewang sakti itu untuk menunjukkan sifat kepahlawanan leluhur Timor.

Dalam keramaian itu para lelaki peronggeng akan sesekali berteriak, dan teriakan itu menggelegar menambah riuh-rendah suasana pesta, sepertinya para peronggeng itu mau menunjukkan kejantanan mereka di saat perhelatan itu. Ronggengan lelaki mengiringi para wanita penabuh gendang dan gong itu disebut Haksoke. Ketika ronggengan maut lelaki membahana, para wanita pun semakin gesit dan lincah menabuh Tihar dan meliuk-liukkan tubuhnya. Panas cuaca, keringatan, siapa peduli? Kemeriahan inilah yang menjadi suasana puncak sebuah Tarian Likurai.

Lamanya tarian ini tergantung pada cuaca, kepiawaian, ketahanan para penari dan peronggeng, ketersediaan waktu dan tempat. Cuaca cerah, Tiharnya banyak, Talanya bergaung, para penarinya aduhai, para peronggengnya gagah, tempatnya luas dan teduh, misalkan di tanah lapang, di bawah rindangnya beringin, tarian bakal begitu lama durasinya. Dulu biasanya ditarikan sekitar tujuh jam, dari sekitar jam sepuluh pagi hingga jam lima sore, selama tujuh hari terturut-turut (Dahur No Liban Kalan Hitu Loron Hitu).

Kini ditarikan sekitar empat sampai lima jam saja dan jarang dilangsungkan selama tujuh hari berturut-turut. Seorang penari tidak otomatis menari selama tujuh jam. Tentu tiap orang akan dengan bijaksana memutuskan kapan ia bergabung dalam lingkaran para penari dan kapan ia harus beristirahat sejenak. Dalam waktu istirahat, tentu acara selingan bagi orang Timor adalah mengunyah sirih pinang, menegur-sapa, berbasa-basi sambil menjadi penonton yang memberi komentar-komentar ringan sebagai penyemangat bagi para penari. Selebihnya, mereka menggunakan waktu mengaso tersebut untuk menyantap hidangan pesta yang disiapkan. (sasandofm.sc)

DISKUSI


TERBARU


Candi Ijo - Sej...

Oleh Dewiarya | 02 May 2024.
Bangunan Bersejarah

Candi ijo terletak di kecamatan Prambanan Sleman DIY , kita harus melewati perbukitan Boko yang berbatu cadas, Candi Ijo merupakan situs seja...

Lumpia

Oleh Kyaya | 28 Apr 2024.
Makanan khas

Lumpia merupakan salah satu kuliner khas semarang yang banyak di gemari masyarakat. Ciri khas dari lumpia semarang yaitu berada pada isianya, rebun...

Kolintang: Alat...

Oleh Klasiktoto | 27 Apr 2024.
Alat Musik Tradisional

Sulawesi Tenggara, surganya keberagaman budaya, telah menjadi tempat bagi berbagai suku yang membentuk kehidupan dan kebudayaan yang kaya. Dalam jurn...

Bubur Pedas

Oleh Sherly_lewinsky | 25 Apr 2024.
Makanan khas Kalimantan Barat

Bubur pedas adalah salah satu makanan khas dari Kalimantan Barat. Biasanya, bubur ini akan dilengkapi dengan berbagai macam sayuran seperti daun kuny...

ANALISIS FENOME...

Oleh Keishashanie | 21 Apr 2024.
Keagamaan

Agama Hindu Kaharingan yang muncul di kalangan suku Dayak sejak tahun 1980. Agama ini merupakan perpaduan antara agama Hindu dan kepercayaan lokal su...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...