Sumatera Barat kaya akan budaya yg beragam. salah satunya adalah Tari Payung. Pementasan tarian ini identik dengan kisah yang menggambarkan sebuah cerita kasih sayang dua orang manusia. Sebagaimana kata yang mengikutinya tarian ini menggunakan properti utama berupa payung. Pada awalnya tari yang dilakukan oleh suku Minang ini menjadi salah satu ritual dalam sebuah acara adat setempat. Tidak banyak sumber yang menceritakan tentang sejarah tari payung Minangkabau, namun demikian dilihat dari ragam bentuk gerakan dalam tarian tersebut dapat kita ketahui bahwa tarian ini merupakan tarian pergaulan yang diperuntukkan bagi muda-mudi suku Minang.
Jika kita kaitkan dengan pergaulan remaja saat ini tentu saja pesan moral yang disampaikan dalam pertunjukan tari klasik etnis Minangkabau ini sangat besar maknanya bagi kaum pria. Pasalnya pergaulan remaja saat ini jika tidak diimbangi dengan norma agama dan norma adat tentu identik dengan penyelewengan hubungan yang kerap berujung pada kekerasan.
Dengan adanya tarian ini harapan masyarakat Minangkabau dan Sumatera Barat pada umumnya dapat meminimalisir tingkat kekerasan yang terjadi dalam sebuah hubungan antara pria dan wanita.
Sejarah tari payung tidak dapat terlepas dari kebudayaan etnis Minangkabau yang terdiri dari beberapa suku mulai dari suku koto, bodi, piliang, dan caniago. Pada masa lalu tarian klasik tersebut digunakan sebagai salah satu hiburan dalam sebuah upacara adat guna memberikan nasehat kepada muda-mudi Minangkabau dalam menjalin sebuah hubungan asmara.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi informasi, tarian ini perlahan mendapatkan tempat di hati masyarakat Sumatera Barat dan berlanjut pada seluruh nusantara sebagai salah satu tarian unik nan asyik dijadikan sebagai hiburan.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang