Hai Sobat Budaya, apakah kalian sudah pernah dengar Tari Lego Lego ? Yap, pastinya kalian belum tahu kan. Nah, kali ini saya ingin memperkenalkan Tari Lego Lego kepada kalian.
Tarian Lego Lego merupakan salah satu tarian tradisional Indonesia yang memiliki keindahan dalam mengungkapkan rasa syukur penduduk Alor. Pada mulanya Tari Lego Lego menjadi suatu kebiasaan masyarakat di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur yang diselenggarakan saat upacara adat ataupun setelah melakukan kegiatan bersama sebagai tanda rasa syukur dan kegembiraan. Seiring berjalannya waktu, tarian ini sudah cukup dikenal dan sering ditampilkan dalam berbagai acara adat maupun pertunjukkan. Hal ini dimaksudkan agar Tari Lego Lego dapat diwariskan dan dilestarikan secara turun menurun bagi anak cucu mereka.
Biasanya dalam tarian tersebut terdapat Mesbah yang dianggap sakral bagi penduduk Alor dan diletakkan di tengah formasi tarian. Tarian ini dilakukan dengan saling bergandengan tangan yang secara simbolis diartikan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. Selain itu, Tarian Lego Lego ini juga membentuk formasi berupa lingkaran yang mengelilingi Mesbah dan dipandu oleh seorang pemandu. Untuk memeriahkannya, tarian Lego Lego dilakukan secara massal bersamaan dengan lagu – lagu pujian tanpa diiringi musik pengiring dan hanya diiringi oleh nyanyian serta suara gemerincing gelang kaki mengikuti langkah kaki penarinya. Namun, ada juga beberapa kawasan di daerah Alor yang menggunakan alat musik seperti gong dan moko sebagai musik pengiringnya.
Selain tanda ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat terhadap Tuhan, makna lain dalam tarian ini juga menggambarkan semangat persatuan dan kebersamaan masyarakat Alor yang terjalin erat melalui gerakan tarian. Hal ini disimbolkan dengan saling bergandengan dan berkumpul menjadi satu untuk merayakannya bersama tanpa membedakan status sosial, jenis kelamin dan lain sebagainya.
Kesederhanaan gerakan Lego Lego tercermin dalam didominasi gerakan kaki maju-mundur atau ke kanan dan ke kiri. Namun, dalam tarian ini sangat membutuhkan kekompakan dalam menarikannya. Karena apabila tidak kompak maka suara gelang kaki akan terdengar rancu. Selain itu penari juga bisa terjatuh dan kehilangan keseimbangan. Dalam pertunjukan Tari Lego Lego biasanya memakai pakaian adat dengan balutan kain sarung dan kain tenun khas Alor, sedangkan pada bagian kepala penari pria menggunakan penutup kepala yang dibentuk dari kain, dan rambut penari wanita dibiarkan terurai. Untuk tampil lebih menawan, penduduk Alor mengenakan atribut seperti gelang kaki yang menghasilkan suara mengikuti langkah kaki para penarinya.
Sebagai salah satu warisan leluhur, Tari Lego Lego ini masih tetap dilestarikan dan dijaga keberadaannya hingga sekarang. Dalam perkembangannya, tarian ini tidak hanya dilakukan saat upacara adat saja, namun juga sering ditampilkan berbagai acara seperti penyambutan tamu dan festival budaya. Hal ini dilakukan sebagai usaha dalam melestarikan dan memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang tradisi dan budaya mereka.
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang