Bagi sebuah masyarakat, kedatangan tamu istimewa merupakan momen yang sangat berharga. Itu pula yang dialami masyarakat Blambangan di masa lalu. Masyarakat Blambangan tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya ketika menerima kabar rombongan keluarga besar Prabu Hayam Wuruk beserta Mahapatih Gajahmada akan datang ke wilayah mereka. Kebahagiaan itu pun mereka ungkapkan dalam sebuah tari.
Tari bedoyo wulandaru. Tari yang menjadi representasi rasa bahagia yang dirasakan masyarakat Blambangan atas kedatangan tamu agung tersebut.
Secara etimologi, “wulandaru” merupakan gabungan dari “wulan” dan “ndaru”. “Wulan” berarti bulan, yang secara luas dapat dimaknai menerangi kegelapan. “Ndaru” berarti bintang jatuh, atau secara filosofis dimaknai sebagai tanda keberuntungan.
Sementara, “bedoyo” merujuk pada para penari yang membawakannya. “Bedoyo” merupakan ungkapan yang ditujukan kepada para wanita yang membawakan sebuah tari.
Melalui tari ini, masyarakat Blambangan ingin mengungkapkan kebahagiaan mereka, yang bagai mendapat sinar bulan yang terang dan keberuntungan yang luar biasa.
Gerak tari dan musik yang mengiringi tari bedoyo wulandaru merupakan pengembangan serta pengayaan yang terdapat pada musik sablang dan gandrung Banyuwangi.
Pada akhir pertunjukan, para penari akan melemparkan beras kuning dan logam benggol (mata uang pada zaman penjajahan dan sekarang digantikan dengan mata uang logam). Beras kuning yang ditaburkan untuk mengusir segala bala dan gangguan. Sementara, logam benggol untuk mengikat hati rakyat agar tetap mendukung dan patuh pada pemerintah yang sedang berkuasa.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/tari-bedoyo-wulandaru-cerminan-kebahagiaan-masyarakat-blambangan
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang