Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Maluku Ambon
Tanjung Marthafonz (Marthafons)
- 1 Februari 2012 - direvisi ke 2 oleh Riani Charlina pada 1 Februari 2012

Ada satu Desa di jazirah Baguala namanya Desa Poka, biasanya disebut Desa Poka-Rumah Tiga. Dulu di Desa ini tinggal satu keluarga yang sangat sederhana namun mereka hidup bahagia.

Kepala keluarga bernama Bapak Bram. Beliau bekerja sebagai petani dan biasanya mendayung perahu membawa penumpang dari Poka-Rumah Tiga ke Galala pulang pergi, sedangkan istrinya bernama Ibu Mina. Ibu Mina adalah wanita yang cantik, rajin dan bekerja membantu Bapak Bram menambah penghasilan keluarga yaitu dengan cara bakar sagu untuk dijual.

Bapak Bram dan Ibu Mina mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik, saat itu berusia 16 tahun. Anak itu bernama Martha, berkulit hitam, rambutnya ikal panjang terurai hingga betis.

Setiap sore sehabis Ibu Mina membakar sagu, biasanya Martha berjalan menjual sagu kepada orang-orang disekitar Desa Poka. Dia selalu memakai baju cele merah muda (baju adat wanita Ambon), dengan rambut yang dikonde, dan sagu ditaruh diatas baki. Martha berjalan menjualnya dengan cara menaruh sagu di atas kepala.

Martha berjalan keluar masuk lorong-lorong sambil berteriak, "Sagu, tante beli sagu. Sagu... Sagu... mau beli atau tidak.?"

Martha biasanya menjual sagu lewat di depan asrama tentara Portugis. Tempatnya tidak jauh dari tempat Ferry sekarang.

Suatu sore ketika Martha berjalan menjual sagu di depan asrama tentara Portugis, seperti biasanya Martha berteriak, "Sagu..! Sagu..! Beli sagu... " Martha terkejut karena di depan berdiri seorang laki-laki gagah, tentara Portugis.

Tentara itu melihat kearah Martha dan di dalam hatinya wanita ini cantik sekali.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, Martha tetap tekun dengan pekerjaannya menjual sagu.

Suatu hari seperti biasanya Martha berjalan menjual sagu lewat depan asrama tentara Portugis sambil berteriak, "sagu..! sagu..!" Martha sangat terkejut karena tiba-tiba terdengar suara dari dalam asrama, "Sagu! Sagu! Sagu! Sini!!" Martha cepat-cepat menghampiri suara tadi, tetapi Martha sangat takut karena dia harus masuk ke dalam asrama. Lelaki itu mengulurkan tangannya kearah Martha. Dalam hati Martha, "Oh, dia ingin berkenalan." "Saya Alfonso, nona siapa?" "Saya Martha." "Wah!! Kamu cantik sekali Martha." Jantung Martha berdebar-debar. Karena tidak tahan Martha bertanya, "..tuan panggil saya mau beli sagu kan..?? Tapi kenapa tuan tidak membelinya? Saya ingin pergi. "Ya nona Martha sagunya saya beli semuanya ya.."

Martha menjawab, "Iya.. iya.." Setelah tuan itu membayar Martha langsung mengucapkan terima kasih dan pamit pulang. Tentara itu berkata, "Ya nona Martha besok datang lagi ya..."

Sambil menjawab, "Iya, iya." Martha setengah lari cepat-cepat meninggalkan asrama tentara itu.

Alfonzo adalah komandan tentara Portugis yang bertugas di Ambon. Portugis menjajah Indonesia dari tahun 1569-1571.

Ketika tiba di rumah Ibu Mina telah berdiri di depan pintu menunggu Martha dengan senang hati karena Ibu Mina melihat baki telah kosong, sagu habis terjual.

Ibu Mina kaget ketika melihat wajah Martha yang sangat pucat, Ibu Mina mengelus bahu Martha, sambil bertanya, "Martha.. ada apa denganmu, nak?? Katakan pada Ibu apa yang terjadi??" "Begini bu. Tadi sewaktu saya berjualan sagu di depan asrama tentara Portugis, ada seorang tentara yang memanggil saya katanya mau mebeli sagu. Setelah saya menghampiri tentara itu dia tidak langsung mengambil sagu, tetapi dia malah mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan saya." Ibu Mina menjawab, "Terus, siapa namanya?" "Namanya Alfonzoo Bu. Ibu, dia sangat baik hati, semua sagu yang saya jual tadi dibelinya." " Oh, itukan Cuma kenalan saja", kata Ibu Mina.

Beberapa hari kemudian Martha menjual sagu. seperti biasa dia lewat di depan asrama sambil berteriak, "Sagu! Sagu! Beli sagu atau tidak?!" Martha kaget. Dia tidak menyangka kalau yang berdiri di depannya adalah Alfonzo. Martha hendak berlari meninggalkan Alfonzo namun tentara itu telah memegang baki sagu.

Alfonzo membawa masuk Martha ke dalam asrama dimana dia tinggal. Martha berkata, "Jangan tuan. Saya tajut." Alfonso menjawab, "Jangan takut Martha, saya akan bayar semua sagu yang kamu jual."

Kemudia Alfonzo berkata, "Martha saya ingin bersahabat dengan kamu, maukah kamu bersahabat dengan saya?.

"Boleh tuan. Boleh", jawab Martha sambil menganggukan kepalanya. Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Martha sekarang berumur 17 tahun. Martha dengan Alfonzo semakin dekat layaknya sepasang kekasih. Mereka berdua diam-diam telah bertunangan, Bapak Bram dan Ibu Mina sudah mengetahui hubungan mereka.

Bapak Bram tidak menyetujui Martha bertunangan dengan Alfonzo. Tetapi Alfonzo tetap berani untuk datang ke rumah dan meminta kepada Bapak Bram dan Ibu Mina agar dia dapat menikahi Martha anak mereka. Bapak Bram berkata kepada Alfonzo, "Sabar. Martha masih muda tunggu sampai Martha berumur 19 tahun."

Alfonzo tetap sabar menanti Martha. Martha tetap berjualan sagu seperti biasanya, sampai di asrama Alfonzo memanggil Martha kemudian Alfonzo membeli semua sagu yang Martha jual agar mereka berdua dapat duduk bercerita tanpa Martha harus berjalan berkeliling menjual sagu. Sambil bercerita Martha tetap memperhatikan jam seperti biasa dia pulang berjualan, agar tidak terlambat sampai di rumah. Suatu hari ada kabar dari Batavia tepat tahun 1571, Portugis ditarik mundur.

Cita-cita tinggal cita-cita tetapi nasib berkata lain tentara Portugis dari Ambon harus ke Batavia. Kapal perang Portugis sudah berlabuh di pantai Poka tempat Ferry sekarang ini.

Perpisahan harus terjadi antara Martha dengan Alfonzo. Mereka berdua berdiri berpelukan. Martha manangis terseduh-seduh. Sambil memeluk Martha, Alfonzo berkata "Sabar ya. Tunggu saya Martha, saya akan kembali menjemputmu sebagai istri saya. Tunggu saya kembali di Ambon ya Martha." Martha hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya.

Pasukan tentara satu demi satu naik ke kapal. Sekali lagi Alfonzo memeluk Martha. Kemudian Alfonzo naik ke kapal, dia naik paling akhir karena Alfonzo adalah komandan pelaton.

Sampai di atas kapal Alfonzo berteriak, "Martha tunggu saya ya!!!" Setelah Martha mendengar tanda Kapal akan segera berangkat Martha mengambil sapu tangan putih kemudian melambai-lambaikannya sambil berteriak, "Alfonzo....Alfonzo.....Alfonzo....!!!" Martha tidak tahan lagi sambil manangis Martha meloncat ke dalam laut lalu berenang. Alfonzo melihat Martha meloncat ke laut Alfonzo pun mengikutinya.

Kabar itu sampai kepada Bapak Bram. Bapak Bram dan Ibu Mina menunggu di tepi pantai berharap anaknya akan segera kembali namun harapan mereka sia-sia.

Bapa Bram memanggil orang-orang untuk mencari Martha dengan mendayung perahu. Tapi sia-sia belaka kedua kekasih itu hilang di dalam laut sampai saat ini. Tempat mereka berdua tenggelam namanya dikenal dengan nama "Tanjung Marthafonz" gabungan dari nama dua kekasih Martha dan Alfonzo.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa