Makanan Minuman
Makanan Minuman
Kuliner Khas Jawa Barat Sumedang
Tahu Sumedang & Cerita Bung Keng
- 11 Februari 2015

Tahu Sumedang, penganan yang satu ini adalah kuliner yang paling dikenal dari kabupaten Sumedang selain ubi Cilembu, dan meski tidak sampai diekspor seperti ubi Cilembu, tahu sumedang sudah mulai menyebar dan bisa dinikmati di berbagai penjuru tanah air walau masih dalam lingkup yang terbatas.  Walau sudah banyak perajin tahu Sumedang yang membuat dan menjual tahu sumedang diluar daerah Sumedang, banyak yang percaya bahwa tahu sumedang yang dibuat diluar daerah Sumedang rasanya akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan tahu sumedang yang dibuat di Sumedang, dengan kata lain tahu sumedang kualitas baik dengan rasa khasnya hanya bisa didapat jika tahu tersebut dibuat di kabupaten Sumedang, kenapa demikian ?? konon katanya, selain keahlian perajin tahunya, hal yang membuat tahu sumedang mempunyai rasa yang khas adalah air yang dipakai dalam mengolahnya lah yang mempunyai peran penting, air tersebut adalah air yang bersumber dari gunung tampomas, gunung tampomas sendiri adalah gunung yang menjadi landmark kabupaten Sumedang dan seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sumedang.

Tahu sumedang pada awalnya dikenalkan oleh seorang imigran Tiongkok bernama Ong Ki No, di daerah asalnya (Tiongkok) makanan ini bernama toufu, dan di Indonesia berubah pelafalannya menjadi tahu, warga Tiongkok sangat piawai membuat makanan bernama toufu/tahu ini, mereka sering menyebutnya daging tanpa tulang. Di Sumedang, Ong Ki No seolah berjodoh dengan sumber air yang pas untuk membuat toufu/tahu ini sehingga dia bisa "menjodohkan" toufu khas Tiongkoknya dengan sumber air yang bagus yang ada di Sumedang sehingga lahirlah Tahu Sumedang sebagai hasil kreasinya, tahu yang bisa dibilang berbeda dari tahu lainnya baik dari segi rasa maupun teksturnya.

Sejak Ong Ki No mulai merintis pembuatan tahu di Sumedang bersama istrinya, dari waktu ke waktu usaha mereka belum banyak berkembang sampai akhirnya  mereka memilih untuk pulang ke tanah airnya pada tahun 1917. Dia memutuskan untuk kembali ke Tiongkok dan  mewariskan usaha tahunya pada anak tunggal mereka yang bernama Ong Bung Keng. Dikemudian hari, ditangan Ong Bung Keng inilah nama tahu sumedang mulai dikenal luas, ia melanjutkan usaha tahu dari ayahnya dengan mendirikan rumah makan tahu bungkeng Sumedang, rumah makan tahu bungkeng ini masih bertahan sampai sekarang dan selalu diburu para pelancong yang singgah di Sumedang karena telah termashyur kelezatannya. Ong Bung Keng melanjutkan usaha kedua orang tuanya tersebut  sampai akhir hayatnya dan tutup usia di usia 92 tahun.
 
Dalam perkembangannya, ada satu kisah menarik dalam perjalanan penganan bernama tahu sumedang ini dari makanan biasa menjadi makanan khas atau istimewa dari kabupaten Sumedang. Konon, tahu sumedang menjadi termasyhur seperti sekarang ini adalah karena ucapan/doa dari seorang pemimpin Sumedang yang bernama Pangeran Aria Soeria Atmadja. Seperti pernah diceritakan pada beberapa artikel sebelumnya, Pangeran Aria Soeria Atmadja adalah salah satu penguasa Sumedang yang sangat berpengaruh pada masanya (kabarnya baru-baru ini beliau telah diusulkan untuk mendapat titel sebagai pahlawan nasional), ia benar-benar menjadi seorang guru di Sumedang, semua perintahnya benar-benar digugu dan ditiru, kata-kata yang diucapkan beliau pun terbilang istimewa karena apa yang diucapkkan pastilah menjadi kenyaataan seperti pernah diceritakan di artikel berjudul Manis Legit Sawo Sukatali.
 
Menurut cucu dari Ong Bung Keng yang bernama bapak Suryadi, konon suatu hari pada sekitar tahun 1928 tempat usaha kakeknya, Ong Bung Keng, didatangi oleh Bupati Sumedang yang kala itu dijabat oleh Pangeran Soeria Atmadja, kebetulan sang pangeran melintas didepan tempat usahanya dengan menggunakan dokar dalam perjalanan menuju Situraja, Sumedang. Ketika melintas, sang pangeran melihat seorang kakek sedang menggoreng sesuatu dengan bentuk yang unik dan tak umum di tanah Sumedang waktu itu, beliau lalu turun untuk melihatnya secara langsung dan seketika itu juga beliau langsung mencium aroma harum makanan yang sedang digoreng tersebut. Pangeran Aria Soeria Atmadja kemudian bertanya kepada sang kakek (Ong Bung Keng) "Maneh keur ngagoreng naon? (kamu sedang menggoreng apa?)". Berhubung tidak fasih berbahasa sunda Ong Bung Keng berusaha menjawab sebisanya dan menjelaskan bahwa makanan yang ia goreng adalah makanan bernama toufu/tahu. Karena penasaran, Pangeran Aria Soeria Atmadja langsung mencicipi makanan tersebut, setelah mencicipinya beliau secara spontan berkata dengan mimik yang takjub "ngeunah ieu, lamun dijual pasti payu (enak benar makanan ini, kalau dijual, pasti laris)", dan ternyata benar saja, setelah sang bupati berkata demikan dalam waktu yang tidak terlalu lama tahu sumedang langsung digemari oleh masyarakat Sumedang dan termasyhur sampai ke berbagai daerah di Indonesia, dan tentunya itu tidak terlepas dari semangat usaha Ong Bung Keng yang semakin terpacu karena tahu buatannya disanjung oleh Bupati Sumedang kala itu, dengan itu ia semakin semangat dalam menjalankan usahanya, dan akhirnya pun berbuah manis.
 
Tahu Sumedang ini akan lebih nikmat jika disantap dalam keadaan panas atau hangat, karena  rasanya yang lezat dan gurih akan ditambah sensasi "kriuk" yang tak akan dijumpai pada jenis tahu goreng lainnya, dan tentunya rasanya akan semakin nikmat jika ditambah sambal atau cabe rawit. Kabarnya, mantan Presiden kita bapak Susilo Bambang Yudhoyono sangat menyukai Tahu Sumedang ini dan selalu menyantapnya disela-sela kesibukannya, beliaupun menyempatkan diri untuk melihat pembuatan tahu sumedang secara langsung di salah satu pabrik tahu ketika berkunjung ke Sumedang.

Selain dijual di tempat peristirahatan, di rumah makan, ataupun di jongko-jongko, tahu sumedang juga dijajakan oleh para pedagang keliling, biasanya para pedagang ini menjual tahu sumedang di bus-bus atau elf yang melewati kabupaten Sumedang seperti bus jurusan Bandung - Cirebon, Bandung - Cikijing, dan lainnya, mereka menjualnya pada penumpang di bus-bus tersebut. Untuk yang terakhir ini, menurut admin pribadi harus ada pengarahan dari pihak produsen ataupun instansi terkait pada para pedagang akan pentingnya menjaga kebersihan ketika menjajakan dagangannya, agar konsumen merasa nyaman dan tak khawatir dengan kebersihan tahu Sumedang yang disantapnya, karena tentunya menjajakan tahu dalam keranjang dari satu bus ke bus lainnya selama perjalanan sangat rentan membuat tahu dan tangan penjajanya menjadi kotor, kalau hal tersebut terjadi pastinya akan membuat konsumen merasa risih untuk membeli, pada akhirnya bisa mengurangi kepercayaan konsumen.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa