Tulang dalam suku Batak Toba merupakan panggilan kepada saudara laki-laki dari ibu kita, panggilan kita kepada laki-laki yang semarga dengan ibu kita yang urutan keturunannya setingkat dengan ibu kita, panggilan kita kepada anak laki-laki dari saudara laki-laki nenek kita, panggilan kita kepada seorang laki-laki yang merupakan ipar dari saudara laki-laki ayah maupun ibu kita. Tulang dalam suku Batak Toba memiliki fungsi dan peranan yang penting dan tidak dapat diabaikan. Tulang juga merupakan salah satu unsur Dalihan Na Tolu, yakni Hula-hula, Dongan tubu, Boru/Bere/Ibebere.
Salah satu peranan Tulang yang penting yaitu "Tulang do Sitopak Parsambubuan"
Tradisi ketika anak pertama lahir, maka mertua datang membawa sipanganon aek ni unte sekaligus mamoholi yang dalam suku Batak Toba disebut juga manomu-nomu yang maksudnya adalah menyambut kelahiran bayi yang dinanti-nantikan. Ketika anak berusia beberapa bulan maka orangtua anak tersebut membawanya ke rumah Ompung baonya (orangtua perempuan yang melahirkan). Setelah sampai di rumah Ompng baonya, anak itu akan diberikan kepada Tulangnya untuk digendong kemudian digunting rambutnya, yang dalam istilah batak yaitu manimbun rambut berenya. Tujuannya supaya ubun-ubun si bayi menjadi kuat dan keras, menjadi sehat-sehat dan panjang umur. Selanjutnya, bila orangtua bayi telah merencanakan nama bayinya, maka tulang bisa menambah nama berenya. Selanjutnya tulang akan memberi Ulos Parompa (kain gendongan) terhadap berenya sembari mengatakan "Marompa anak dohot boru ma on donganmu marsipairing-iringan", artinya melalui ulos yang diberikan Tulang kepada pengantin itu akan mendapat berkat dari Tuhan yang Maha Kuasa melalui kelahiran anak tersebut sehingga ulos itu dibuat menjadi kain gendongan anak tersebut.
#oskmITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang