|
|
|
|
TRADISI NJUJUNG BERAS PIHER DALAM BUDAYA BATAK KARO Tanggal 08 Aug 2018 oleh Oohxxjin . |
Tradisi Njujung Beras Piher ialah suatu upacara yang dilakukan kepada seseorang sebagai ucapan syukur dan agar selamat, karena sukses dalam menjalankan tugas tertentu. Selain itu, tradisi ini juga digunakan untuk upacara kepercayaan dan penghormatan. Ungkap itu pun lebih banyak ditambah orang itu dengan situasinya, ada yang dibarengi dengan makan bersama dan diberikan bantuan berupa materi, berupa uang, beras, kebutuhan pokok, singkatnya sesuai dengan situasi pelaksana dan suasana hatinya.
Tradisi Njujung Beras Piher tetap diperhatikan dan diberlakukan kepada :
PERALATAN DAN MAKNANYA
Dalam menjalankan tradisi ini, ada beberapa alat yang dibutuhkan dan semuanya memiliki maknanya tersendiri. Hal- hal itu hendaknya disediakan demi terselenggaranya acara itu dengan baik dan efektif. Alat- alat itu antara lain ialah :
Peralatan | Makna |
Beras page si tunggang | Keharmonisan, keseimbangan, kejujuran |
Lada (Merica) | Ersada kata (Persatuan) |
Sira (Garam) | Masin kata (Kewibawaan) |
Uis Arinteneng
(Kain adat Karo) |
Tenang tendi i rumah (Ketentraman) |
Tumba rempu kuling- kuling | Lambang sangkep ngeluh (Kekeluargaan) |
Tinaruh (Telur ayam) | Pengaruh (pengaruh) |
Belo bujur (Daun Sirih) | Persembahan kepada Tuhan yang Mahakuasa |
Dari tabel di atas masih ada lagi beberapa hal yang dibutuhkan dalam tradisi ini.
Cara Melakukannya
Bagi orang yang akan Njujung Beras Piher itu. Duduk tersendiri. Kemudian Ibunya datang melakukannya, mendekat sambil membawa Perakan (= tempat beras atau nasi yang dianyam dari daun kuang yang telah diolah) berisikan beras dan ambil sedikit dari perakan itu sebanyak 11 kali dan menabur di kepalanya sambil berkata :
Sada, ersada tendi kurumah,
Dua, ola erdua- dua muat ukur simehuli,
Telu, taluken pinakit, taluken sirukur la mehuli,
Empat, selpat nipi gulut, selpat liah- liah bunga kleasa,
Lima, ertima tendi i rumah,
Enem, gelem bekas latih, gelem kini bayaken,
Pitu, pitut perukuren si la mehuli, pitut bahan- bahanen nu kalak si la mehuli, pitut liah- liah,
Waluh, erngaruh ku sienterem, erngaruh ku sangkep ngeluh, erngaruh ku kade- kade,
Siwah, nilah kerina pinakit, nilah entem nu begu, nilah gerek- gerekken si la mehuli.
Sepulu sada, ersada tendi kurumah.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |