Tradisi Njujung Beras Piher ialah suatu upacara yang dilakukan kepada seseorang sebagai ucapan syukur dan agar selamat, karena sukses dalam menjalankan tugas tertentu. Selain itu, tradisi ini juga digunakan untuk upacara kepercayaan dan penghormatan. Ungkap itu pun lebih banyak ditambah orang itu dengan situasinya, ada yang dibarengi dengan makan bersama dan diberikan bantuan berupa materi, berupa uang, beras, kebutuhan pokok, singkatnya sesuai dengan situasi pelaksana dan suasana hatinya.
Tradisi Njujung Beras Piher tetap diperhatikan dan diberlakukan kepada :
PERALATAN DAN MAKNANYA
Dalam menjalankan tradisi ini, ada beberapa alat yang dibutuhkan dan semuanya memiliki maknanya tersendiri. Hal- hal itu hendaknya disediakan demi terselenggaranya acara itu dengan baik dan efektif. Alat- alat itu antara lain ialah :
| Peralatan | Makna |
| Beras page si tunggang | Keharmonisan, keseimbangan, kejujuran |
| Lada (Merica) | Ersada kata (Persatuan) |
| Sira (Garam) | Masin kata (Kewibawaan) |
|
Uis Arinteneng
(Kain adat Karo) |
Tenang tendi i rumah (Ketentraman) |
| Tumba rempu kuling- kuling | Lambang sangkep ngeluh (Kekeluargaan) |
| Tinaruh (Telur ayam) | Pengaruh (pengaruh) |
| Belo bujur (Daun Sirih) | Persembahan kepada Tuhan yang Mahakuasa |
Dari tabel di atas masih ada lagi beberapa hal yang dibutuhkan dalam tradisi ini.
Cara Melakukannya
Bagi orang yang akan Njujung Beras Piher itu. Duduk tersendiri. Kemudian Ibunya datang melakukannya, mendekat sambil membawa Perakan (= tempat beras atau nasi yang dianyam dari daun kuang yang telah diolah) berisikan beras dan ambil sedikit dari perakan itu sebanyak 11 kali dan menabur di kepalanya sambil berkata :
Sada, ersada tendi kurumah,
Dua, ola erdua- dua muat ukur simehuli,
Telu, taluken pinakit, taluken sirukur la mehuli,
Empat, selpat nipi gulut, selpat liah- liah bunga kleasa,
Lima, ertima tendi i rumah,
Enem, gelem bekas latih, gelem kini bayaken,
Pitu, pitut perukuren si la mehuli, pitut bahan- bahanen nu kalak si la mehuli, pitut liah- liah,
Waluh, erngaruh ku sienterem, erngaruh ku sangkep ngeluh, erngaruh ku kade- kade,
Siwah, nilah kerina pinakit, nilah entem nu begu, nilah gerek- gerekken si la mehuli.
Sepulu sada, ersada tendi kurumah.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang