Suku Tobalo di Kabupaten Barru sangat dikenal dengan keunikan Tari Sere Api yg berarti menari di atas api..Tari Sere Api sebenarnya adalah sebuah ritual budaya Suku Tobalo yang mengungkapkan rasa gembira kepada sang dewata atas kelahiran putra atau putri Penghulu Suku Tobalo (versi Pariwisata). Lain versi menyebutkan sebagai rasa gembira atas berhasilnya panen mereka dan merasa perlu mengungkapkannya dalam salah satu pesta panen. Karena itu tari “sere api” sering dikolaborasikan dengan ritual lain yang disebut Mappadendang (Pesta Panen).
Tari Sere Api dilaksanakan dengan terlebih dahulu membuat api unggung yang besar. Berbarengan dengan irama “Padendang” (lesung yang dipukul alu secara bertalu-talu oleh beberapa penari laki-laki dan perempuan), api yang memnyala semakin menyala dan akhirnya akan meredup menjadi bara. Pada saat api sudah menjadi bara maka mulailah para penari Sere Api beraksi. Dengan gerakan ritmis mengikuti irama Padendang mereka bergantian atau bersama-sama melompat ke dalam bara api, menari-nari di atas bara. Saat mereka mulai intrance gerakan-gerakan tari mereka tak teratur lagi. Merekapun akan beraksi lebih hebat seperti memasukkan bara api dalam baju, memasukkan bara api ke dalam mulut atau menyiram tubuhnya dengan bara api. Anehnya, pada penari tak cedera apa-apa atau tak terbakar sedikitpun juga. Mereka terus menari dan menari kemudian melompat lagi masuk ke dalam bara api bergantian atau bersama-sama.
Selain “Sere Api” yang merupakan ritual kegembiraan Suku Tobalo ini sudah dipatenkan menjadi salah satu jenis tari di Sulawesi Selatan. Selain Sere Api Suku Tobalo juga memiliki kesenian Suling Lontaraq dan Gambusuq. Suling lontara adalah suling khas Suku Tobalo yang memiliki keunikan karena kedekatannya dengan tradisi lisan “Massureq”. Suling Lontaraq digunakan oleh masyarakat suku Tobalo untuk mengiringi teks-teks La Galigo yang dituturkan oleh penembang. Seorang seniman memainkan seruling mengiringi nyanyian dari syair-syair yang berisi cerita La Galigo dan jenis cerita Lontaraq lainnya. Sementara seni “Gambusuq” (Gambus) adalah semacam permainan seni dengan menggunakan alat musik petik Gambusuq yang dibuat sendiri. Kedua alat musik ini telah dikenal oleh Suku Tobalo sejak ratusan tahun lalu oleh para tetua adat, sehingga keduanya dikenal sebagai identitas Suku Tobalo.
Menurut seorang peneliti dari PSLG Unhas yang melakukan revitalisasi budaya di daerah itu, Suling Lontaraq dan Gambusuq saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda Tobalo disebabkan oleh banyak diantara mereka sudah mengenal musik-musik modern yang lebih dinamis dan profan.
Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/13/merangsuk-ke-negeri-budaya-suku-tobalo-suku-terasing-di-kabupaten-barru-403079.html
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang