|
|
|
|
TARI SERE API Tanggal 03 Feb 2015 oleh Sri sumarni. |
Suku Tobalo di Kabupaten Barru sangat dikenal dengan keunikan Tari Sere Api yg berarti menari di atas api..Tari Sere Api sebenarnya adalah sebuah ritual budaya Suku Tobalo yang mengungkapkan rasa gembira kepada sang dewata atas kelahiran putra atau putri Penghulu Suku Tobalo (versi Pariwisata). Lain versi menyebutkan sebagai rasa gembira atas berhasilnya panen mereka dan merasa perlu mengungkapkannya dalam salah satu pesta panen. Karena itu tari “sere api” sering dikolaborasikan dengan ritual lain yang disebut Mappadendang (Pesta Panen).
Tari Sere Api dilaksanakan dengan terlebih dahulu membuat api unggung yang besar. Berbarengan dengan irama “Padendang” (lesung yang dipukul alu secara bertalu-talu oleh beberapa penari laki-laki dan perempuan), api yang memnyala semakin menyala dan akhirnya akan meredup menjadi bara. Pada saat api sudah menjadi bara maka mulailah para penari Sere Api beraksi. Dengan gerakan ritmis mengikuti irama Padendang mereka bergantian atau bersama-sama melompat ke dalam bara api, menari-nari di atas bara. Saat mereka mulai intrance gerakan-gerakan tari mereka tak teratur lagi. Merekapun akan beraksi lebih hebat seperti memasukkan bara api dalam baju, memasukkan bara api ke dalam mulut atau menyiram tubuhnya dengan bara api. Anehnya, pada penari tak cedera apa-apa atau tak terbakar sedikitpun juga. Mereka terus menari dan menari kemudian melompat lagi masuk ke dalam bara api bergantian atau bersama-sama.
Selain “Sere Api” yang merupakan ritual kegembiraan Suku Tobalo ini sudah dipatenkan menjadi salah satu jenis tari di Sulawesi Selatan. Selain Sere Api Suku Tobalo juga memiliki kesenian Suling Lontaraq dan Gambusuq. Suling lontara adalah suling khas Suku Tobalo yang memiliki keunikan karena kedekatannya dengan tradisi lisan “Massureq”. Suling Lontaraq digunakan oleh masyarakat suku Tobalo untuk mengiringi teks-teks La Galigo yang dituturkan oleh penembang. Seorang seniman memainkan seruling mengiringi nyanyian dari syair-syair yang berisi cerita La Galigo dan jenis cerita Lontaraq lainnya. Sementara seni “Gambusuq” (Gambus) adalah semacam permainan seni dengan menggunakan alat musik petik Gambusuq yang dibuat sendiri. Kedua alat musik ini telah dikenal oleh Suku Tobalo sejak ratusan tahun lalu oleh para tetua adat, sehingga keduanya dikenal sebagai identitas Suku Tobalo.
Menurut seorang peneliti dari PSLG Unhas yang melakukan revitalisasi budaya di daerah itu, Suling Lontaraq dan Gambusuq saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda Tobalo disebabkan oleh banyak diantara mereka sudah mengenal musik-musik modern yang lebih dinamis dan profan.
Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/13/merangsuk-ke-negeri-budaya-suku-tobalo-suku-terasing-di-kabupaten-barru-403079.html
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |