Mentawai adalah salah satu kepulauan Indonesia yang masih mempertahankan kehidupan tradisional. Belum banyak pengaruh modernisasi di tempat ini karena tempatnya yang masih cukup terisolir. Namun sudah beberapa tempat yang mudah dijangkau dan dijadikan obyek wisata bagi para wisatawan.
Bagi anda yang sedang mengunjungi Kepulauan Mentawai maka perut gendut mengingatkan anda bahwa jangan lupa untuk menyicipi makanan khas Mentawai yaitu Subbet. Mungkin sebagian dari anda belum pernah mendengar sebelumnya mengenai nama makanan tersebut. Namun jangan khawatir, ulasan di bawah ini merupakan artikel makanan yang bisa memberikan informasi mengenai makanan khas Mentawai yaitu Subbet.
Subbet merupakan makanan yang terbuat dari bahan keladi yang dicampur dengan kelapa parut dan pisang. Keladi merupakan jenis umbi-umbian yang hampir sama seperti talas. Perlu kita ketahui bahwa keladi ini memang menjadi makanan utama masyarakat Mentawai sejak dahulu selain sagu dan pisang.
Sumber: http://www.perutgendut.com/read/subbet-cita-rasa-yang-unik-makanan-khas-mentawai/3152
Hal ini dikarenakan di Mentawai tidak ada tanaman padi karena tanah yang terlalu kering. Keladi yang ada di Mentawai ini ada 4 macam yaitu Sikaleleu, Silabuna, Sibiriut dan Simatane’na. Namun tidak semua jenis keladi tersebut digunakan. Penggunanya disesuaikan dengan selera masyarakat dan yang sekiranya keladi tersebut tumbuh ditempat mereka.
Lanjut untuk resep masakan Subbet, jika dilihat memang sedikit rumit namun bagi orang Mentawai memasak Subbet sangat mudah karena mereka sudah terbiasa. Hal yang harus dilakukan adalah merebus keladi hingga empuk. Setelah itu keladi ditumbuk di atas lulak dengan tutuduk(hampir sama seperti cobek) hanya saja alat ini terbuat dari bahan kayu.
Setelah dirasa halus, lalu dibentuk menjadi bulatan-bulatan. Gulingkan bulatan-bulatan tersebut di atas parutan kelapa hingga memenuhi bulatan. Untuk mendapatkan rasa yang lebih enak, maka keladi tersebut bisa ditumbuk bersamaan dengan pisang dan dicampur hingga merata. Rasa manis dari pisang akan menambah rasa nikmat subbet ini.
Meskipun Subbet bukan makanan utama seperti di Siberut, namun Subbet harus ada dalam punen. Tahukah anda para pecinta perut gendut, ternyata keladi tidak hanya bisa dinikmati dalam bentuk subbet melainkan bisa dengan cara merebusnya saja kemudian memakannya tanpa ditambahkan bumbu.
Seperti yang telah disebutkan dalam artikel masakan di atas, rasa keladi hampir sama seperti talas atau ketela yang cenderung tidak berasa. Dahulunya perebusan keladi menggunakan bambu, namun hal itu terlihat sangat rumit sehingga masyarakat Mentawai lebih memilih merebusnya menggunakan panci saja.
Itulah salah satu artikel masakan yang membahas makanan khas Mentawai yaitu Subbet. Meskipun tidak terlalu populer, namun Subbet menjadi makanan khas kepulauan Indonesia yang masih tradisional dan sangat unik yang perlu anda coba. Tidak hanya nikmat, resep makanannya pun sangat mudah dibuat di rumah.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja