×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Stasiun Kereta Api

Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Provinsi

DKI Jakarta

Asal Daerah

Jakarta Pusat, DKI Jakarta

Stasiun Gambir, Jakarta

Tanggal 05 Aug 2018 oleh Oskm18_19818033_wan tjhen.

Sebagai salah satu stasiun kereta utama di Jakarta selain Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir merupakan salah satu titik kumpul (hub) utama untuk sarana transportasi keluar - masuk Jakarta, dalam hal ini kereta api. Sesuai dengan namanya, stasiun ini berlokasi di area Gambir, Jakarta Pusat (di sisi timur Monumen Nasional).

Dengan 2 peron 'pulau' (peron yang tidak langsung terhubung dengan bagian utama stasiun) serta 4 lajur kereta, stasiun kereta ini sekarang hanya melayani kereta api kelas eksekutif serta kelas campuran (biasanya eksekutif - ekonomi plus, untuk tujuan tertentu saja) menuju kota - kota besar lain di Jawa yaitu Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, Tegal, Surabaya, dan Malang.

Semua kereta yang berhenti disini, biasanya memanfaatkan Gambir sebagai stasiun akhir. Walaupun begitu, stasiun ini tidak memiliki fasilitas penyimpanan gerbong kereta maupun lokomotif sehingga setelah perjalanan kereta terakhir menurunkan penumpangnya, rangkaian kereta tersebut harus pergi ke stasiun lain untuk perawatan dan pengistirahatan.

Selain kereta api lintas kota, ada pula 2 jalur kereta listrik Commuter Line yang melewati stasiun ini, yaitu jalur kuning (Jakarta Kota - Bekasi) dan jalur merah (Jakarta Kota - Bogor). Kedua jalur ini tidak lagi berhenti di Gambir sejak pertengahan 2012.

 

Sejarah stasiun ini dimulai pada 16 September 1871, saat NISM (Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij) membuka jalur kereta pertamanya di Jakarta yang saat itu masih bernama Batavia. Jalur ini menghubungkan Gambir (saat itu bernama Koenigsplein, di daerah Weltevreden) dengan Pelabuhan Sunda kelapa, dan terutama digunakan untuk kereta yang mengangkut barang serta penumpang menuju dan dari pelabuhan tersebut. untuk penumpang, ada sebuah pemberhentian kecil yang bernama Halte Koenigsplein - posisi pemberhentian ini berada beberapa ratus meter di selatan posisi stasiun saat ini. Jalur ini dipanjangkan pada tahun 1873 menuju Meester Cornelis (Jatinegara, Jakarta Timur) dan Buitenzorg (Bogor).

Pada 4 Oktober 1884, bangunan Halte Koenigsplein digantikan dengan Stasiun Weltevreden yang berdiri di posisi Stasiun Gambir sekarang, dan jalur yang sudah ada diperpanjang lagi hingga Bandung dan Surabaya. Gedung stasiun ini memiliki gaya arsitektur klasik atas rancangan pesaing NISM, Staatssporwegen (SS) - perusahaan ini adalah cikal bakal PT. KAI sekarang.

Pada 1928, Stasiun Weltevreden direnovasi dengan gaya art deco dan atap peron diperpanjang hingga 55 meter. Di tahun 1937, nama Stasiun ini diubah menjadi Batavia Weltevreden SS. Setelah kemerdekaan Hindia Belanda sebagai Indonesia (17 Agustus 1945), stasiun ini berubah nama menjadi namanya sekarang - Stasiun Gambir.

Bentuk Stasiun Gambir yang sekarang, sebagai stasiun layang, mulai muncul pada era 1990an, tepatnya tahun 1992 - saat itu, stasiun ini direnovasi secara besar - besaran seiring dengan perubahan jalur kereta Manggarai - Jakarta Kota menjadi jalur layang. Arsitektur stasiun sekarang menggunakan atap bangunan khas rumah Joglo dengan 3 tingkat.

 

Sumber : Wawancara dengan petugas stasiun (via orang tua), kabarpenumpang.com/jejak-sejarah-yang-terlupakan-stasiun-gambir-dulunya-adalah-tanah-rawa (untuk crosscheck kebenaran data)

#OSKMITB2018

<p> Peron stasiun gambir (3 Agustus 2018)</p>
<p> Bagian luar stasiun Gambir, 3 Agustus 2018</p>

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...