Situs Purwakalih mudah dicapai dengan kendaraan umum atau roda empat, jurusan Merdeka -Cisarua, atau Sukasari-Bulbulak. Dengan batas-batas situs, warung di sebelah utara, sebelah selatan tebing stasiun Batu Tulis, barat Jalan Lawang Gintung-Jalan Batu Tulis dan timur warung.
Situs Purwakalih mempunyai luas areal 39 m², yang di dalamnya terdapat bangunan bercungkup berukuran 6 m², berada di sisi Jalan Lawang Gintung, termasuk ke dalam Rt.I/Rw.II, Desa Batu Tulis, Kecamatan Bogor Selatan. Berada pada koordinat 106°48' 557" BT dan 06° 37'391" LS, dengan ketinggian 327 di atas permukaan air laut.
Dahulu masyarakat mengenal situs ini dengan nama situs Purwa Galih, namun sekarang masyarakat setempat lazim mengenalnya dengan sebutan situs Purwakalih, dan situs ini dianggap sebagai salah satu pintu masuk ke keraton Kerajaan Pajajaran. Tahun 1911, Pleytte masih mencatat nama Purwa Galih. Disana terdapat tiga patung yang menurut penuturan penduduk setempat dinamakan Patung Purwa Galih, Galap Nyawang dan Kidang Penanjung. Ketiga patung tersebut dijumpai dalam Babad Pajajaran yang ditulis di Sumedang tahun 1816 pada masa Bupati Pangeran Kornel, kemudian disadur dalam bentuk puisi (tembang) pada tahun 1862.
Situs Purwakalih ditemukan secara tidak sengaja tahun 1991, pada waktu penggalian tanah oleh para pekerja yang sedang melaksanakan pelebaran jalan. Ditemukan arca-arca dari batu yang letaknya ± 300 m sebelah selatan dari keberadaan situs Batu Tulis dan ± 200 m sebelah utara Makam Kramat Batu Tulis, pada masa kepemimpinan Wali Kota Suratman. Temuan situs Purwakalihnnya, terdiri dari:
Arca 1; tidak proporsional.
Arca 2; tidak utuh, bagian kakinya terputus dan kedua tangannya silang menyatu di dada, kepalanya tidak ada seperti terputus oleh penggalan senjata tajam.
Arca 3; tangan menyatu di dada dengan kepala berkerudung.
Situs terdiri dari batu datar, menhir, dan arca bercorak megalitik yang berjumlah 7 buah. Untuk mencapai ke lokasi situs, cukup mudah. Potensi budaza ini cukup bagus bila dikembanghkan sebagai objek wisata budaya. Sarana yang perla dibenahi yang memadai, sehingga pengunjung yang menggunakan roda empat dapat parkir dengan leluasa, tidak parkir di pinggir Jalan umum.
Lokasi: Jalan Lawang Gintung, Desa Batu Tulis, Kecamatan Bogor Selatan.
Koordinat : 06° 37'391" S , 106°48' 557"E
Telepon: -
Email: -
Internet: -
Arah: Situs Purwakalih mudah dicapai dengan kendaraan umum atau roda empat, jurusan Merdeka-Cisarua atau Sukasari-Bulbulak.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja