×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Provinsi

Sumatera Utara

Asal Daerah

Tapanuli

Sipaha Lima

Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM_19818191_Nathaniel Hutauruk.

Sipaha Lima merupakan salah satu situasi upacara suci yang biasa dilakukan oleh masyarakat yang menganut kepercayaan Malim (Parmalim). Sipaha Lima ini dikenal sebagai ritual sacral agama leluhur suku Batak di Sumatera khususnya daerah tapanuli. Tradisi ini dilakukan sebagai ucapan syukur atas rejeki, kesehatan, dan keselamatan sepanjang tahun kepada Debata Mula Jadi Na Bolon / Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, tradisi ini sudah dilakukan para penganut Parmalim sejak ribuan tahun yang lalu. Kepercayaan Parmalim itu sendiei adalah kepercayaan asli masyarakat Batak pada zaman dahulu.

Tradisi Sipaha Lima ini pertama kali diperkenalkan oleh Raja Sisingamangaraja XII. Beliau merupakan salah satu pahlawaan nasional dan pemimpin masyarakat Batak, yang merupakan penganut kepercayaan Parmalim.

Pada saat itu penganut kepercayaan Parmalim masih menyebar di berbagai tempat. Keadaan inilah yang kemudian membuat Raja Sisingamangaraja XII memberikan titah kepada Raja Mulia Naipospos untuk melembagakan ajaran dan kepercayaan tersebut, dengan tujuan agar para penganut dapat berkumpul bersama dan memiliki identitas yang jelas, dengan Tradisi Sipaha Lima ini. Tradisi ini biasanya dilakukan setahun sekali pada bulan kelima, sesuai dengan kalender Batak.

Selain sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta, tradisi ini juga dilakukan untuk menghormati para leluhur. Bagi mereka, Tradisi Sipaha Lima ini dimaknai sebagai upacara sakral yang penuh dengan kebersamaan. Hal ini jelas terlihat dari berbagai prosesi yang dilakuakn dalam ritual tersebut.

Pelaksanaan Tradisi Sipaha Lima ini biasanya dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap utama, yaitu persahadatan (ikrar & doa), pameleon (pemberian persembahan), dan panantion (pemberian nasehat-nasehat). Tahapan-tahapan tersebut biasanya dilaksanakan lebih dari satu hari, bahkan bias sampai 2-3 hari.

Karena tradisi ini bersifat sacral dan suci, maka ada beberapa persiapan yang harus mereka lakukan sebelum mengikuti upacara tersebut, sesuai dengan ajaran dan ketentuan yang berlaku. Dalam acara ini, mereka juga diwajibkan berpakaian adat, lengkap dengan ulos khas Batak.

Pelaksanaan tradisi ini, dimulai dengan prosesi persahadatan. Dalam prosesi persahadatan dilakukan penyampaian doa-doa dan ikrar kepada Tuhan Yang Maha Esa agar semua acara dapat berjalan dengan lancar. Selain itu mereka juga tidak lupa memanjatkan doa-doa kepada leluhur, serta kepada para pemimpin mereka yang terdahulu. Dalam prosesi ini biasanya dipimpin oleh pemimpin agama yang disebut Ihutan. Setelah itu, acara akan dilanjutkan dengan tarian tor-tor yang diiringi oleh musik tradisional Batak hingga selesai

Keesokan harinya acara dilanjutkan dengan prosesi penyembelihan kerbau (horba sakti) dan pemberian persembahan (pameleon). Persembahan yang diberikan biasanya terdiri dari beberapa masakan khas Batak, termasuk kerbau yang sudah disembelih dan dimasak. Sebelum digunakan, persembahan tersebut harus disucikan terlebih dahulu. Setelah semua selesai dilakukan, semua persembahan itu kemudian diletakkan di tempat kudus dan dilakukan doa-doa yang dipimpin oleh Ihutan.

Prosesi terakhir, ditutup dengan panation atau pemberian ceramah oleh Ihutan. Dalam ceramah tersebut, biasanya Ihutan memberikan nasehat-nasehat dan ajar agama agar mereka senantiasa berbuat baik. Setelah ceramah selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama, kemuadian mereka pulang ke rumah masing-masing.

Bagi masyarakat Batak, terutama penganut kepercayaan Parmalim, Tradisi Sipaha Lima ini sarat akan nilai-nilai religi, budaya, kehidupan, dan juga nilai-nilai kebersamaan.

#OSKMITB2018

 

Potret saat ritual Sipaha Lima berlangsung.

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...