Singkong Ceria, Makanan Olahan Jawa Barat

Sumber foto : http://infofokus21.blogspot.com/2015/12/lapis-singkong-ceria.html
Kuliner merupakan salah satu hal yang banyak diminati oleh masyarakat. Di era modern ini, sudah banyak perkembangan dalam bidang kuliner. Bahkan untuk makanan tradisional pun, sesederhana apapun bahan dasarnya, sudah banyak macam-macam olahannya. Salah satunya adalah singkong. Salah satu makanan khas daerah Jawa Barat. Disini, saya akan mengenalkan makanan olahan khas Jawa Barat yang berbahan dasar singkong. Narasumber menyebutkan namanya adalah “Singkong Ceria”. Terdengar unik bukan? Sebenarnya seperti apa singkong ceria itu?
Narasumber masih tergolong sering membuat singkong ceria ini. Biasanya untuk acara keluarga, acara arisan di rumah, bahan untuk kegiatan dana usaha anak-anak, atau sekedar untuk cemilan di rumah. Kata ceria yang mendampingi kata singkong ini, nampaknya dipakai karena warna pada singkong olahannya. Bukan sekedar singkong berwarna putih pucat. Namun perpaduan antara 3 warna yaitu hijau, merah muda, juga putih.
Bahan yang diperlukan cukup mudah, yaitu singkong, bubuk agar-agar putih, gula, pewarna makanan, air secukupnya, dan kelapa parut. Untuk alat-alatnya diantaranya panci, blender, loyang, sendok, pengukus, piring/talenan, dan pisau.
Cara membuatnya pun tidak sulit. Pertama-tama, masukkan bubuk agar-agar ke dalam panci. Tambahkan gula dan air secukupnya lalu didihkan sambil diaduk agar gula merata. Lalu, blender singkong yang telah dikupas kulitnya dan dibersihkan. Kemudian,masukkan hasil blender singkong tersebut ke panci berisi bubuk agar-agar beserta gula dan air tadi dengan kompor sudah dalam keadaan mati. Aduk hingga merata. Setelah itu, siapkan 3 loyang atau wadah. Tempatkan adonan ke 3 loyang yang telah disiapkan. Loyang pertama tetesi pewarna makanan merah, Loyang kedua ditetesi pewarna makanan hijau, Loyang ketiga dibiarkan tanpa ditetesi pewarna. Selanjutnya, masukan loyang ke pengukus. Tunggu kurang lebih setengah jam. Setelah adonannya jadi, tiriskan. Lalu, keluarkan adonan dari loyang. Pindahkan ke piring datar atau talenan untuk dipotong dadu. Setelah semua dipotong dadu, satukan dalam satu wadah lalu taburkan dengan kelapa. Singkong ceria siap dinikmati.
Cukup mudah bukan? Bisa dicoba untuk dibuat di rumah. Selain menambah persediaan makanan cemilan, dengan membuat dan mengonsumsi singkong ceria ini juga secara tidak langsung kita berupaya untuk melestarikan makanan tradisional. Karena di tengah kemajuan teknologi ini, sudah banyak sekali junkfood beredar, juga tidak sedikit pengonsumsi bahkan pecandu junkfood. Sedangkan, masih ada makanan olahan, makanan khas daerah yang sehat dan perlu untuk dilestarikan, diperkenalkan ke banyak orang. Jangan sampai, karena seringnya kita mengonsumsi makanan luar, kemudian melupakan makanan tradisional. Karena, makanan tradisional pun jika diolah, rasanya tidak kalah dari makanan modern, bahkan lebih unik, enak, dan menarik.
#OSKMITB2018
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang