Sie masak Puteh merupakan salah satu masakan khas asal Aceh. Masakan yang satu ini berbeda dengan makanan khas Aceh lain. Dimana jika pada umumnya menu tradisional Aceh dominan akan campuran rempah-rempah dan merica yang khas sehingga menghasilkan warna yang merah kecoklatan, menandakan ragam rempah dan cabai berbaur menjadi satu dalam masakan Aceh.
Namun, tak demikian dengan kuliner yang satu ini. Masakan yang disebut gulee sie masak puteh ini memiliki warna putih. Rasanya juga beda dengan gulai lainnya. Bila kuah khas Aceh lain lebih didominasi rasa asam dan pedas, masakan daging berwujud kari kental ini berasa gurih. Karena itu, resep yang satu ini aman dikonsumsi anak-anak. Rasa gurih tanpa pedas yang menambah nafsu makan anak bangkit. Bisa jadi, si anak ingin menambah lagi dan lagi.
Dari namanya, dapat dibayangkan menu yang satu ini berwarna putih. Sebagian orang menyebut gulee sie masak puteh ini dengan sebutan gulee puteh atau kari putih. Sekilas, gulee sie masak puteh ini mirip masakan opor di Jawa. Warnanya pucat. Namun, makanan ini tidak serupa dengan opor. Sajian kari khas Aceh ini merupakan salah satu masakan yang populer di Serambi Mekkah. Rasanya yang lemak nian, kian digandrungi siapapun.
Istimewanya, masakan ini juga bisa dipadu dengan bahan baku apa saja seperti, daging sapi, daging ayam, bebek, dan juga ikan. Uniknya lagi, sekalipun menggunakan bahan baku ikan atau bebek, tidak ada bau anyir yang menyertai masakan. Banyaknya rempah dan bumbu aromatik yang dipakai, menutup rasa anyir pada ikan atau bebek, sehingga mengumbar aroma harum.
Aroma yang sangat menonjol pada masakan ini dikontribusikan oleh oen temurui. Dalam bahasa Indonesia disebut daun kari atau salam koja. Bila menggunakan daging bebek, aroma daun pandan yang dipakai untuk mengikat setiap potongan itik, memperkaya keharuman masakan. Selain itu, aroma harum juga berasal dari ketumbar dan jintan. Dalam bahasa Aceh disebut jira.
Ada dua varian jintan yang digunakan dalam masakan khas Aceh: jira maneh dan jira ikan. Biasanya, jira ikan digunakan untuk menghilangkan bau amis atau anyir pada masakan. Seperti ikan atau bebek. Bau anyir yang khas pada ikan dan bebek sesegera mungkin sirna dibunuh keharuman jira.
Sumber: tribunnews.com
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja