|
|
|
|
Siat Geni Desa Adat Tuban Tanggal 30 Dec 2018 oleh Sri sumarni. |
Tradisi siat geni termasuk seni pertunjukan dalam perayaan-perayaan ritus adat istiadat masyarakat Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung Bali. Dalam Kamus Bahasa Bali, memuat kata “sia” yang berarti perang. Kamus Istilah Agama Hindu menyatakan kata “geni” indentik dengan Dewa Agni yang mempunyai pengertian sebagai Dewa Api, sehingga berkembang di masyarakat pengertian geni sebagai api. Maka pengertian siat geni adalah suatu keyakinan yang diwarisi oleh masyarakat Tuban untuk melakukan prosesi perang api menggunakan serabut kelapa yang dibakar, sebagai rangkaian upacara keagamaan yang dilaksanakan pada sasih kapat. Perang api dalam hal ini bukan berarti perang sesungguhnya, akan tetapi simbolisasi dari sebuah keyakinan.
Sejarah munculnya tradisi ini sangat berkaitan dengan keberadaan wilayah Desa Tuban, kisahnya sebagai berikut: Penjelasan ini merujuk pada salah satu awig-awig/ Purana desa Adat Tuban pada sargah 1 pawos 1 nomor 2, yang memuat munculnya desa adat tersebut berawal dari datangnya pasukan Majapahit dalam usahanya untuk mempersatukan Nusantara. Beberapa sumber mengatakan, bahwa dalam kisah tersebut nama Tuban tidak semata-mata langsung diberikan, akan tetapi mengalami proses peluluhan, dalam bahasa Bali disebut dengan mateeb, lama-kelamaan menjadi mateeban yang akhirnya menjadi Tuban. Penduduk Bali semakin bertambah, hutan angker dirambah, sehingga ada pemangku yang kerauhan (trance), diperolehlah pawisik bahwa masyarakat yang membuka lahan tersebut secara turun-temurun harus melaksanakan persembahan “siat geni”, yang menjadi salah satu rangkaian upacara Purnama kapat di Pura Dalem Tuban sampai sekarang. Dengan demikian secara tidak langsung merupakan sejarah munculnya tradisi siat geni yang dilaksanakan sampai sekarang.
Fungsi sosial yang dirasakan masyarakat dengan adanya tradisi siat geni adalah terciptanya nilai kebersamaan antara warga Banjar sebagai pendukung upacara ini. Di sisi lain tradisi siat geni dilaksanakan dengan sarana api, yang diyakini berfungsi sebagai pelebur aura-aura yang bernuansa negatif menjadi energi positif, sehingga dapat menciptakan keseimbangan skala dan niskala, serta dapat terwujudnya hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan dan manusia dengan Ida Hyang Widi.
Sumber : Buku Pentapan WBTB 2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |