Banyak orang tidak tahu bahwa sebenarnya Bekasi memiliki beragam makanan khas daerah. Salah satunya adalah kue akar kelapa. Seiring dengan perkembangan zaman yang ada, kue ini semakin lama semakin tertinggal dan jarang di minati. Sehingga, hampir sebagian besar masyarakat di Indonesia tidak mengetahui keberdaan kue khas dari Bekasi ini. Keberadaannya sekarang sudah sangat jarang dijumpai. Pada zaman dahulu, kue ini adalah kue kering yang wajib ada di rumah saat hari raya lebaran. Warga bekasi patut bangga karena sebenarnya mereka mempunyai makanan khas daerah yang lezat. Rasanya yang manis, gurih, dan renyah membuat kecanduan para penikmatnya. Bentuk kue akar kelapa ini mirip dengan bentuk churros, yaitu makanan yang berasal dari luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki makanan khas yang tidak kalah lezat dan menariknya dengan makanan yang berasal dari luar negeri. Bahkan kue ini sudah ada sejak lama dan resepnya sudah turun menurun sejak dahulu. Nama ‘akar kelapa’ sendiri sebenarnya berasal dari bentuknya yang bergerigi dan sedikit mirip dengan akar pohon kelapa.
Bahan-bahan untuk membuat kue akar kelapa sangat mudah dijumpai disekitar kita. Kue ini juga tidak memerlukan oven seperti kue kering lainnya, sehingga cukup mudah dibuat oleh siapapun karena cara pembuatannya cukup mudah dan tidak rumit. Berikut adalah bahan dan cara pembuatan kue akar kelapa,
Bahan-bahan :
1. Tepung ketan 500 gram
2. Gula pasir 125 gram
3. Santan 150 mili liter
4. Telur 2 butir
5. Margarin 100 gram
6. Garam 1/2 sendok teh
7. Vanili 1 sendok teh
Cara Pembuatan :
1. Kocok lepas telur sampai mengembang, lalu tambahkan gula pasir dan vanili.
2. Campurkan adonan tadi ke dalam wadah yang berisi tepung ketan.
3. Tambahkan margarin dan santan sedikit demi sedikit. Adoni adonan sampai kalis.
4. Masukkan adonan ke dalam piping bag yang sudah dipotong ujungnya dan diberi cetakan bintang.
5. Lalu cetak dan pencet adonan dengan bentuk memeanjang di atas minyak goreng yang telah dipanaskan sebelumnya
6. Goreng adonan dengan menggunakan api kecil saja sampai kue akar kelapa matang kecoklatan.
7. Biarkan dingin, lalu masukkan ke dalam toples saji.
Kue akar kelapa yang manis, gurih, dan renyah khas Bekasi siap dihidangkan. Dan pastinya akan membuat penikmatnya menjadi kecanduan serta sulit untuk berhenti mengkonsumsinya!
Jangan pernah lupakan budaya bangsa karena bersahabat dengan budaya sendiri adalah modal awal untuk dikenal dunia!
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja