×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Sumatera Barat

Asal Daerah

Sumatera Barat

Si Lebai Plin Plan Yang Malang

Tanggal 28 Dec 2018 oleh Admin Budaya .

Dahulu, hiduplah seorang guru agama yang tinggal di tepian sungai di daerah Sumatera Barat. Lebai, begitulah namanya. Karena profesinya itu, ia sangat dikenal di seluruh kampung yang berada di hulu sampai hilir sungai tersebut. Suatu hari, Lebai mendapatkan sebuah undangan pesta pernikahan anak salah seorang kenalannya yang berada di hulu sungai. Ia pun membaca isi undangan tersebut satu-persatu. Tidak berapa lama, datanglah tetangganya.

"Pak Lebai, besok sore ada undangan pernikahan salah seorang anak didik Bapak Lebai. Rumahnya ada di hilir sungai. Ia berpesan agar Pak Lebai bisa hadir di acaranya tersebut," ucap salah seorang tetangganya.

"Baiklah. Jika aku tidak berhalangan, aku akan datang," jawab Pak Lebai.

Tetangga itu pun pergi setelah menyampaikan pesan. Tapi, Pak Lebai teringat akan undangan yang ia dapatkan sebelumnya. Ternyata, kedua undangan tersebut waktunya bersamaan. Hanya, rumah kedua undangan berjauhan. Undangan pertama letaknya ada di hulu sungai, sedangkan undangan kedua letaknya dihilir sungai. Pak Lebai sangat bingung, undangan mana yang akan ia hadiri.

Keesokan hari, Pak Lebai masih belum dapat memutuskan undangan mana yang hendak ia hadiri. Menurut kabar dari tetangganya, pesta yang diadakan di hulu akan memotong dua ekor kerbau. Kedua kepala kerbau itu akan diberikan kepada Pak Lebai. Meskipun demikian, menurut kabar yang ia terima, masakan di tempat tersebut kurang enak.

Pak Lebai sangat bingung. Ia juga berpikir bahwa ia kurang akrab dengan tuan rumah yang berada di hulu.

Pak Lebai juga mempertimbangkan tentang pesta yang diadakan di hilir. Menurut kabar, pesta itu hanya akan menyembelih satu ekor kerbau. Jika Pak Lebai datang ke pesta, ia akan mendapat satu kepala kerbau saja. Namun, menurut kabar pula, masakan di hilir sangat enak. Selain itu, Pak Lebai juga kenal baik dengan si tuan rumah. Pastinya si tuan rumah akan membawakan ia kue-kue yang sangat enak.

Menjelang sore, Pak Lebai masih belum memutuskan kemana ia akan datang. Ia pun pergi ke sungai mengayuh perahunya. Dengan perasaan yang masih bimbang, ia mangayuh perahunya ke arah hulu. pak Lebai masih berpikir bahwa disana ia akan mendapat dua kepala kerbau.

Di tengah perjalanan, ia mengubah haluannya. Ia mengayuh perahunya berbalik arah menuju hilir. Pak Lebai berpikir, jika ia ke hilir, ia akan memakan masakan yang sangat enak dan mendapatkan kue-kue yang enak, meskipun hanya mendapatkan satu kepala kerbau. Pak Lebai dengan mantap mengayuh perahunya menuju hilir. Ia pun semakin dekat dengan tempat pesta. Tapi, Pak Lebai kemudian berpapasan dengan beberapa orang tetangganya.

"Pak Lebai apa kau hendak ke hilir? Aku baru saja menghadiri pesta disana. Tapi ternyata, kerbau yang disembelih sangat kurus. Kami akan pergi ke hulu," ucap tetangganya.

Mendengar hal itu, Pak Lebai mengurungkan niatnya untuk datang ke pesta yang berada di hilir. Ia mengikuti tetangganya pergi ke pesta yang berada di hulu. Tapi malang benar nasib Pak Lebai. Sesampainya di hulu, pesta yang diadakan telah usai. Makanan-makanan yang dihidangkan di pesta telah habis oleh para tamu yang lain. Betapa kecewanya Pak Lebai. Jangankan mengharapkan dua kepala kerbau, sedikit makanan pun tidak ia dapatkan di pesta itu.

Dengan rasa kecewa, Pak Lebai kemudian pergi ke hulu. Ia berharapkan akan mendapatkan satu kepala kerbau meskipun sangat kurus dan makanan yang enak-enak. Pak Lebai pun mengayuh dengan cepat perahunya. Hari semakin gelap, akhirnya tibalah ia dihulu. Tapi apa yang terjadi, pesta di hulu pun telah selesai. Tidak seorang pun tamu undangan yang terlihat. Betapa malangnya Pak Lebai, ia telah kehabisan makanan di pesta itu. Tidak sedikit pun makanan yang dapat ia nikmati.

Kini, Pak Lebai pulang dengan tangan hampa. Harapannya untuk mendapatkan makanan yang lezat dan kepala kerbau menjadi sia-sia. Akhirnya, ia memakan makanan seadanya yang ada di rumahnya.

Keesokan harinya, perutnya masih terasa lapar. Semalam, ia hanya makan sedikit karena lauk yang ada sudah habis. Sementara itu, untuk lauk makan pagi, ia berencana untuk berburu dan memancing. Ia juga membawa bekal sebungkus nasi. Tidak lupa ia membawa anjing miliknya sebagai teman berburu.

Mulailah Pak Lebai mengawali kegiatannya dengan memancing. Ia pun pergi ke tepi sungai. Setelah sampai, ia lemparkan kailnya ke sungai.

Sekian lama ia menunggu, akhirnya kailnya bergerak juga. "Wah, akhirnya ada ikan yang memakan umpanku. Kebetulan sekali aku sudah sangat lapar," ucapnya dalam hati.

Tapi, ketika hendak menarik pancingnya, ia merasakan kailnya tersangkut di batu. Tanpa berpikir panjang ia pun terjun ke dalam sungai. Benar saja, kailnya tersangkut di sela-sela batu besar di dalam sungai. Di sana, ia melihat seekor ikan yang lumayan besar tersangkut di kailnya. Dengan susah payah ia berhasil mengeluarkan kail dan ikannya dari sela-sela batu. Ketika hendak mengambil ikan yang memakan umpannya, tiba-tiba saja ikan itu meronta-ronta sehingga tubuhnya yang licin sulit dipegang olek Pak Lebai. Ikan itu kemudian lepas dan berenang dengan cepat.

Dengan rasa kecewa, ia kemudian naik ke darat. Namun, betapa terkejutnya Pak Lebai ketika melihat bungkusan nasi yang dibawanya telah terkoyak-koyak. Rupanya anjing yang dibawa sebagai teman berburu telah memakan nasi yang dibawanya. Benar-benar malang nasib Pak Lebai. Sejak saat itu, ia mendapat julukan si Lebai Malang.

Pesan Moral :
Seseorang harus memiliki pendirian yang kuat dan tidak plin plan sehingga untuk melakukan segala sesuatu dapat mengambil keputusan yang tepat. Selain itu, janganlah kita menjadi seorang yang serakah.

 

 

sumber:

  1. Alkisah Rakyat (http://alkisahrakyat.blogspot.com/2016/07/si-lebai-plin-plan-yang-malang.html)

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...