Pada zaman dahulu di Sumatera Selatan ada seorang pemuda sakti bernama Serunting. Dia dikenal karena kesaktiannya , apabila ia marah makan yang diucapkannya akan menjadi kenyataan , seperti seorang pemuda yang menyerangnya kemudian ia mengutuknya menjadi batu , maka seketika lawannya menjadi batu.Serunting memiliki seorang adik bernama siti yang telah menikah dengan lelaki sakti bernama Rie Tabing.
Pada suatu hari Serunting da Rie Tabing bermaksud membuat kebun di dekat hutan , "Kebun ini kita bagi dua sebbagian untukmu , sebagian untukku"ucap Serunting yang diamini oleh Rie Tabing. Kemudia mereka membuat pembatas kebun mereka dengan sebatang pohon.
Hari-hari pun berlalu ...
Suatu ketika , batang pohon pembatas sisi kebun Rie Tabing ditumbuhi jamur liar yang buruk sementara, disisi kebun Serunting ditumbuhi jamur emas. Rie Tabing menjadi iri dan dengki ,dengan diam-diam ia memutar batang pohon pembatas itu.
Namun tuhan berkehendak lain esok harinya ...
Jamur emas tetap tumbuh di sisi batang milik Serunting , dan jamur liar buruk tetap tumbuh di sisi batang milik Rie Tabing. Rie Tabing pun mengira itu perbuatan Serunting yang telah mengubah arah batang pohon tersebut , akhirnya tak kuasa menahan kemarahan hatinya Rie Tabing menantang Serunting berkelahi , Maka terjadilah perkelahian antara Rie Tabing dengan Serunting. Rie Tabing tak henti-hentinya menyerang Serunting , tapi ternyata Serunting memang lebih sakti , apabila ia dipukul dia bisa menghilang , dihantam sebelah kanan, ternyata Serunting ada di sebelah kiri, dihantam disebelah kiri ternayat dia muncul di sebelah kanan. Rie Tabing pun makin penasaran. Terkadang tubuh Serunting menjadi banyak sehingga membingunkan Rie Tabing mana yang harus diserangnya. Terkadang , ia tak muncul sama sekali dan membuat Rie Tabing kewalahan.
Akhirnya , Rie Tabing menyerah dan diam-diam ia bertanya kepada istrinya tak lain adik Serunting untuk mengetahui rahasia kesaktiannya , "istriku apa sebenarnya rahasia kesaktian kakakmu itu?", "apabila kau melihat dia ada dikanan maka panahlah dia di sisi kirimu , maka anak panah akan mengenai tubuhnya".
Esok hari Rie Tabing kembali menemui Serunting untuk mengajaknya kembali bertarung , dan pada suatu kesepatan Rie Tabing melakukan apa yang dikatakan oleh istrinya. Dan , darah menetes dari luka Serunting . Namun, secara ajaib tetesan darah lukanya tiba-tiba berubah menjadi seekor Harimau Putih, dan langsung menyerang Rie Tabing. Rie Tabing berusaha menghindari terkaman harimau putih sampai ia kepayahan. Mengetahui Rie Tabing kepayahan Serunting meyuruh harimau putih itu berhenti menyerang Rie Tabing, maka harimau putih itu meninggalkan Rie Tabing lalu menghampiri Serunting.
Serunting akhirnya memilih pergi meninggalkan kampung halamannya daripada harus berselisih dengan lelaki yang dicintai adiknya.
Sampai sekarang masih banyak penduduk yang percaya bahwa batu-batu di daerah tersebut sebenarnya adalah penjelmaan manusia, dan harimau putih yang ada disanapun adalah tetesan darah Serunting yang sakti.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja