Kota Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya dan merupakan salah satu poros budaya di Indonesia. Malang terkenal dengan berbagai macam budayanya seperti tari topeng malangan, musik keroncong khas malang dan berbagai kesenian lainnya. Malang terkenal pula akan wisata alamnya yang melimpah seperti Gunung Bromo, Kota wisata Batu, dan ada juga makanan makanan khas yang siap menemani para pelancong yang berkunjung ke Malang. Nah, akhir akhir ini ada jajanan baru yang menjadi trend di Malang yaitu Sempol.
Sempol adalah jajanan yang terbuat dari campuran ayam giling atau kornet yang diberi tapung tapioka dan diberi bumbu yang gurih. Campuran adonan tersebut dibentuk menjadi bulat panjang dan ditusuk dengan kayu atau bambu seperti sate. Uniknya tusuk bambu tersebut panjangnya dapat mencapai 40 cm namun adonan sempol hanya terdapat pada 10 cm terakhir ujung bambu. Sebelum disajikan, Sempol terlebih dahulu dicelupkan ke dalam telur ayam yang telah diaduk dan kemudian digoreng di dalam minyak panas. Setelah diangkat dan di tiriskan, Sempol siap disajikan dengan berbagai macam saus seperti saus tomat, saus sambal, kecap, dan ada pula yang menggunakan saus kacang.
Sempol pada awalnya muncul di daerah malang selatan seperti kepanjen dan dampit. Sempol sendiri merupakan nama salah satu desa di daerah Malang Selatan. Sempol bermula dari ide seorang pedagang cilok bernama Cak Man. Cak Man, yang mencoba peruntungannya di Kota Malang, ingin membuat jajanan seperti cilok yang dikepal dan dicelup kedalam telur lalu digoreng dan dinikmati dengan saus sambal. Pada awalnya kreasi jajanan cilok oleh Cak Man ini tidak dapat menarik pembeli. Namun, Cak Man mempunyai strategi agar dagangannya disukai oleh masyarakat. Ia mengganti nama Sempol menjadi Pentol Korea karena banyaknya remaja yang menyukai K-Pop atau drama korea. Akhirnya sempol Cak Man disukai masyarakat dan menjadi jajanan khas malang.
Sekarang Sempol sudah banyak dijumpai di berbagai tempat di Kota Malang dan juga daerah daerah Malang Raya. Harga Sempol berkisar antara 500 – 1000 Rupiah per tusuknya. Kalau kamu sedang berwisata di Malang, jangan lupa beli Sempol yo Ker !
#OSKMITB18
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja