×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual Erau

Provinsi

Kalimantan Timur

Asal Daerah

Kutai Kartanegara

Seluang Mudik

Tanggal 19 May 2014 oleh Aldi Riandana.

Prosesi Seluang Mudik diawali dengan penampilan Tari Kanjur yang ditarikan oleh kerabat kesultanan, pada saat mereka menari seluruh hadirin berdiri dan turut serta mengikuti tarian tersebut dengan formasi beberapa lapis yang saling berlawanan arah yang diartikan sebagai melambangkan kehidupan hewan air yaitu “Ikan Seluang” yang ada di Sungai Mahakam.
 
Dengan diiringi alunan gamelan Kanjur, suasana menjadi gembira dan hangat. Kemudian para hadirin yang masing-masing menggenggam beras ditangan, di dalam mangkuk dan di dalam gelas mulai menghamburkan beras tersebut ke atas, kesamping dan pada akhirnya saling melemparkan beras tersebut satu sama lain dengan suasana gembira dan senda gurau.
 
Kemudian alunan musik gamelan melemah dan TARIAN Kanjur dan Seluang Mudik selesai maka para hadirin saling bersalaman dan saling memaafkan. Prosesi ini menggambarkan simbol kemakmuran bahan pangan berupa beras sebagai makanan pokok rakyat Kutai Kartanegara dan patut disyukuri dan berdoa semoga tahun-tahun yang akan datang, hasil panen akan melimpah ruah.
 
Suasana malam ketujuh Festival Erau berlangsung lebih semarak. Pada malam tersebut, selain ritual bepelas, juga dilakukan beberapa ritual khusus yang hanya diselenggarakan pada malam itu. Salah satu di antara ritual tersebut adalah seluang mudikbetebak beras. Prosesi meriah yang berlangsung penuh canda tawa ini dilakukan setelah ritual menyisiki lembu suana dan bepelas ketujuh usai dilaksanakan.
 
Seluang mudik betebak beras merupakan ritual saling melempar beras di antara para hadirin yang hadir pada malam terakhir bepelas. Ritual ini melambangkan rasa syukur atas anugerah kemakmuran pangan yang diberikan Sang Pencipta kepada Kesultanan Kutai Kartanegara. Beras digunakan sebagai alat melempar karena merupakan makanan pokok masyarakat Kutai sehingga menjadi simbol kemakmuran pangan. Selain sebagai wujud rasa syukur, melalui ritual ini, diharapkan hasil panen masyarakat akan semakin meningkat di masa yang akan datang.
 
Prosesi seluang mudik betebak beras diawali dengan dipertunjukannya tari kanjur (atau disebut juga kanjar) oleh para kerabat Kesultanan yang kemudian diikuti oleh para tamu. Tari kanjur dibawakan dalam barisan yang berlapis-lapis yang melambangkan kehidupan ikan seluang di Sungai Mahakam. Tari kanjur terdiri dari dua bagian, yaitu kanjur laki yang dibawakan oleh barisan laki-laki dan kanjur bini yang dibawakan oleh barisan perempuan. Kedua baris ini membawakan tari secara bergantian. Setelah kanjur laki dan kanjur bini ditampilkan, dilakukan besawai oleh seorang pawang atau sesepuh yang lalu dilanjutkan dengan menaburkan beras sri weja kuning kepada para hadirin.
 
Penaburan beras sri weja kuning menjadi penanda dimulainya behambur beras oleh para hadirin sebagai bagian dari seluang mudik betebak beras. Di setiap sudut ruang, pihak Keraton telah menyediakan wadah-wadah berisi beras bagi para hadirin. Semua yang hadir di Ruang Stinggil (Siti Hinggil) Keraton akan terlibat dalam prosesi tersebut, baik sebagai pelaku maupun target. Tak terkecuali Sultan, sesepuh Kesultanan, bahkan Bupati Kutai Kartanegara serta tamu kehormatan lainnya juga ikut hanyut dalam kemeriahan prosesi ini. Ritual akan berakhir ketika suara alunan gamelan yang mengiringi tari kanjur melemah dan akhirnya berhenti dimainkan. 

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...