Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Suku Tradisional Papua Barat Papua Barat
Sejarah Suku Marind Anim, Papua Barat
- 9 Juli 2018
Suku Dunia ~ Orang Marind Anim mendiami dataran luas di Papua Barat bagian selatan, mulai dari Selat Muli (Selat Marianne) sampai ke daerah perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini. Sebagian dari mereka tersebar pula di sekitar daerah aliran sungai Buraka, Bian, Eli, Kumbe dan Maro. Daerah tersebut berada dalam wilayah Kecamatan Okaba, Merauke, sebagian Kecamatan Kimam dan Muting di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Barat. Daerah ini merupakan dataran rendah bersavana dengan floranya yang mirip flora benua Australia dan dataran berawa-rawa yang ditumbuhi pohon sagu di sungai-sungai. Jumlah populasinya sekitar 5.000-7.000 jiwa.
 
sejarah-suku-marind-anim
 
 
Kata Anim berarti laki-laki (anem untuk laki-laki, anum untuk perempuan). Suku bangsa ini memiliki sejumlah sub-suku bangsa, seperti orang Kanum-Anim, Yei-Anim atau Yei-Nan, Yab-Anim, Maklew-Anim dan Kurkari-Anim (Di Papua Nugini). Sedangkan suku bangsa tetangganya antara lain adalah orang Yelmek di sebelah barat laut, orang Manikor (Mani) dan Kurhari di sebelah timur, orang Manggrat-Rik di bagian hilir sungai Maro, Orang Boazi di dekat Danau Fly dan Murray yang airnya mengalir ke wilayah Papua Nugini.

Mata Pencaharian Suku Marind Anim

Mata pencaharian utama orang Marind-Anim adalah berladang dengan tanaman seperti ubi jalar, ubi kayu (Singkong) dan kava (sejenis tanaman untuk minuman keras). Sagu termasuk bahan makanan pokok mereka yang penting, selain berusaha menangkap ikan dan binatang air lain di sungai dan pinggir laut. Kaum laki-lakinya suka berburu binatang liar seperti babi hutan, kuskus, wallabi (kanguru kecil), kasuari, tikus, kadal dan berbagai jenis burung. Untuk memenuhi kebuhutuhan akan tembakau, mereka menanam sejenis tanaman yang disebut tumuku atau detak.

Masyarakat Suku Marind Anim

Orang Marind-Anim sampai pada sekarang masih dikenal sebagai suku bangsa pengayau. Kaum lelakinya memiliki peranan amat tinggi dalam kehidupan sehari-harinya, dapat dibandingkan dengan suku bangsa Asmat yang berdiam jauh di sebelah barat laut wilayah mereka. Dalam peradaban lama itu mereka mengembangkan peralatan senjata untuk berperang dan berburu, seperti busur dari bambu, anak panah dari gelagah, tombak dan gada dari kayu, kampak batu dan perahu-perahu panjang (lebih kurang 15 meteran) yang didayung sambil berdiri, alat-alat penikam dan pemotong dari tulang atau kulit kerang. Mereka memasak dengan menggunakan tabung bambu atau dengan memanfaatkan panas batu.

Arsitektur rumah dan seni ukir mereka amat sederhana. Rumah-rumah didirikan dengan berlantai tanah, berdinding balok-balok kayu yang kokoh, beratap daun ilalang atau daun nipah. Ukiran hanya dibuat untuk menghiasi tiang-tiang bangunan sakral mereka. Akan tetapi seni berbusana Marind Anim terkenal paling menarik dan semarak, terutama pakaian para prajurit dan penarinya. Kesenian Orang Marind Anim mirip dengan kesenian orang Asmat.
 
Baca juga Sejarah Suku Asmat

Masyarakat Marind Anim tinggal dalam kampung-kampung yang biasanya memiliki paling tidak sebuah rumah bujang yang mereka sebut gotad. Kaum lelaki sejak remaja tinggal di rumah ini. Sementara itu di sekitar gotad berdiri rumah-rumah keluarga (oram aha) atau rumah kaum wanita yang lebih kecil ukurannya. Sebuah kampung, biasanya terbentuk dari ikatan kerabat (klen patrilineal) atau berupa ikatan teritorial yang eksogamik totemisme sifatnya, karena masyarakat Marind Anim lebih mementingkan peranannya dalam lingkungan keluarga luasnya. Pembentukan sebuah kampung atau federasi kampung oleh sistem klen totemisme itu menyebabkan adanya kelompok moiety totem dalam sebuah permukiman kampung. Perkawinannya bersifat eksogami dan mereka menganut sistem kekerabatan yang patrilineal, dimana seorang isteri harus masuk dan bergabung dengan kelompok kerabat wanita suaminya. Seorang isteri mula-mula ikut berdiam di rumah keluarga batih orang tua suaminya. Jika rumah itu sudah terlalu padat ia bisa minta dibuatkan sebuah oram aha kepada suaminya dan kerabat laki-laki suaminya. Ia pindah ke rumahnya yang baru dan siap pula untuk menerima menantu perempuannya.

Agama Dan Kepercayaan Suku Marind Anim

Misi agama Kristen masuk pertama kali ke wilayah ini tahun 1910, yaitu di Okaba. Agama asli orang Marind Anim sendiri lebih berorientasi kepada keberadaan roh yang mereka sebut dalam konsep khusus dema. Dema ini berupa kekuatan gaib dalam alam, atau berupa roh-roh orang mati. Semua itu terkait pula dengan konsep mereka tentang totemisme. Karena itu ada dema-dema alam yang dipuja selain dema-dema totemnya sendiri. Ada dema yang memunculkan diri di hadapan manusia berbentuk manusia pula atau berbentuk hewan. Ada yang disebut yorma (dema laut), wonatai (totem buaya), yawi (dema kelapa) dan lain-lain.
 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline