Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat
Sebabnya Warna Mata Manusia Hitam Putih
- 27 Desember 2018

Adalah sebuah cerita murah berharga satu, mahal berharga dua. Pada zaman dahulu di saat pada alam semesta ini belum terdapat apa-apa, pertama-tama. Tuhan menciptakan bumi dan langit. Demikianlah cerita orang tua-tua pada zaman dahulu. Lalu diceritakan pula, konon bumi ini di saat permulaan diciptakan oleh Tuhan, encer sebagai air. Lama kelamaan semakin padat sebagai bubur. Akhirnya semakin padat, masih lunak disana-sini. Setelah itu Tuhan hendak menurunkan manusia di bumi ini. Tetapi karena bumi ini masih lunak, belum padat benar, Tuhan belum berani menurunkan manusia. Agar jangan sampai tertimpa bencana permulaannya Tuhan merencanakan siasat.

Untuk menurunkan manusia yang pertama, rambutnya dipelintir lalu dipegang, dan diturunkan perlahan-lahan ke atas bumi ini. Tetapi kalau ternyata bumi ini masih agak lunak belum dapat ditempati, diangkatnya kembali manusia itu, dinaikkan lagi ke sorga. Di saat bumi ini telah padat benar dapat ditinggali, lalu diturunkan Nya sepasang manusia, dipelintir rambutnya seperti yang lalu. Setelah manusia itu dapat dengan tenang berada dibumi ini lalu dilepas dibiarkan tinggal terus di bumi. Tetapi tidak dilepas demikian saja. Lama kelamaan diajarinya bermacam - macam hal. Karena pada masa itu manusia masih sederhana dan bodoh. Mereka masih bisa melihat Tuhan. Itulah sebabnya dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Mata manusia pada waktu itu tidak seperti manusia sekarang, berwarna putih dan hitam.

Pada zaman itu mata manusia dapat melihat Tuhan. Demikianlah ceritanya. Dan lagi, demikian cerita orang tua-tua, manusia yang turun pertama itulah yang menjadi orang Cina. Itulah sebabnya orang Cina dipandang sebagai saudara yang tertua. Dialah yang pertama diajar bercocok tanam, menulis dan membuat barang yang lain-lain. Akrab benar manusia dengan Tuhan pada saat itu. Demikian juga manusia diajar tentang tata krama oleh Tuhan. Diajar membuat bermacam-macam barang. Diajarkan apa yang patut dilakukan dan apa yang tak boleh dilakukan. Pendeknya manusia diajar tentang kebenaran dan yang disebut salah.

Kian lama manusia bertambah pintar saja. Tetapi masih juga akrab dengan Tuhan. Karena tiap hari berjumpa, saking akrabnya, semakin santai saja sikap manusia, semakin berani bermain-main. Tidak juga Tuhan marah. Setelah itu lama kelamaan, semakin berani saja melanggar apa yang terlarang. Itulah sebabnya lalu Tuhan bisa marah pada manusia. Akhirnya beginilah ceritanya.

Tersebutlah ada orang sedang membuang air besar dipinggir kali. Pada masa itu semua orang membuang air besar di sungai. Tak ada orang yang memiliki jamban. Menjijikan kalau membuang air besar di rumah. Menjadi pergunjingan atau cemoohan para tetangga dan kaum kerabat. Kebetulan di saat orang tersebut membuag air besar, Tuhan lalu di dekatnya. Terkejut orang yang sedang membuang air besar itu. Timbul niatnya untuk diam saja karena sudah lumrah terlarang menyapa orang bila sedang membuang air besar. Tapi ia teringat juga. Tak baik orang yang tak mau menyapa orang yang telah dikenal bila telah dilihatnya. Karena orang itu merasa telah akrab dengan Tuhan, lalu disapanya.

"Ida Batara, hendak kemanakah, marilah mampir ke rumah saya."

Terkejut Tuhan disapa oleh orang yang sedang buang air besar. Memang benar orang tersebut akrab dengan diri-Nya."

"Beh, Gede, mengapa engkau berlaku seperti itu. Kok sedang membuang air besar, engkau menyapaku. Tidakkah kau tahu bahwa hal itu terlarang? Mengotori jadinya. Lagi pula aku memang telah mengetahui bahwa menusia telah congkak benar hatinya. Nah, sekarang agar tahu rasa. Tak lagi kamu akan dapat melihat-Ku. Seluruh manusia tak Kuberi lagi melihat Tuhan," lalu Tuhan mengambil kapur, dan memerciki mata manusia dengan kapur. Itulah sebabnya mata manusia berisi warna putih, dan lagi sejak itu tak dapat lagi dapat melihat Tuhan. Nah, demikianlah cerita orang tua-tua. 

 

 

sumber:

  1. Alkisah Rakyat (http://alkisahrakyat.blogspot.com/2017/06/sebabnya-warna-mata-manusia-hitam-putih.html)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline