Kue kremes atau sarang balam begitu orang Sumatera menyebutnya adalah salah satu cemilan khas Minangkabau yang terbuat dari ubi singkong. Kue ini memang membuat kita rindu bagi kita yang pernah mencicipinya, namun mungkin juga bisa membuat anda penasaran yang belum pernah sama-sekali merasakannya. Karena bentuknya yang menyerupai sarang burung, di Sumatera orang menyebutnya kue sarang balam, nama sejenis burung. Sementara di Jawa Tengah dan Jawa Timur, kue kremes lebih dikenal dengan nama kue carang emas atau gerubi. Selain itu, kue kremes ini juga dikenal dengan nama kue cakar ayam. Kue kremes ini mudah dalam pembuatannya dengan bahan-bahan yang sederhana.
Dari namanya, kita sudah bisa membayangkan kue kremes ini merupakan kue yang renyah, gurih yang sudah pasti terasa kremesnya "kres...kres.." ketika digigit. Kue camilan yang satu ini rasanya manis dan berwarna kecokelatan yang berasal dari penggunaan gula merah. Kue kremes masih banyak digemari dan mudah ditemukan di toko atau warung yang menjual makanan tradisional.
BAHAN :
1 kg ubi jalar
200 gr gula merah, iris halus
1500 ml air untuk merendam
1,5 sdt garam halus
Minyak untuk menggoreng
CARA MEMBUAT :
1. Kupas dan potong ubi jalar dengan menggunakan pisau tipis dan tajam menjadi irisan halus. Rendam dengan larutan air garam agar ubi tidak berubah warna kebiruan karena getah. Tiriskan.
2. Panaskan 60 ml minyak di dalam wajan cekung anti lengket. Goreng 60 gr ubi hingga kuning dan hampir kering.
3. Tambahkan 1 sdm irisan gula merah, aduk hingga gula mencair dan tercampur dengan ubi. Angkat.
4. Ambil sejumput ubi goreng yang masih hangat, bentuk secara cepat dalam mangkok menjadi bulatan-bulatan. Dinginkan hingga kue mengeras.
5. Lakukan sampai seluruh ubinya habis diolah.
6. Kue kremes siap disajikan sebagai camilan atau bisa disimpan di dalam stoples kedap udara agar tahan lama dan menjaga kerenyahannya.
Sumber :
http://pesonanusantara.co.id/sarang-balam-tek-gadih-ita-isi-2-bungkus.html
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dal...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang