Tari Sanduk merupakan salah satu tarian khas dari Madura. Belum dapat dipastikan makna dari kata Sanduk atau yang biasa pula disebut Sandur ini. Tarian ini memiliki ciri khas dibawakan oleh belasan hingga puluhan orang (kolosal) dengan menggunakan kostum baju adat Madura yaitu pesa`an (baju adat bagi laki-laki) dengan aksesoris celurit dan kebaya rancongan tanpa kutu baru (baju adat bagi wanita) dengan warna yang mencolok.
Tari Sanduk pada mulanya difungsikan sebagai salah satu rangkaian ritual adat di Madura, namun seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini seringkali ditampilkan pada acara festival kesenian atau karnaval daerah Jawa Timur. Tari Sanduk biasanya diiringi dengan musik khas Madura. Meskipun tidak ada ketentuan khusus dalam gerakan maupun kostum yang dipakai, tarian ini memiliki kekhasan dalam keselarasan gerakan, di mana antara pihak laki-laki dan wanita memiliki variasi gerakan yang berbeda namun tetap kompak dan seirama.
Nilai kebersamaan dan suka cita yang ditampilkan, membuat para penonton tarian ini terpikat untuk ikut serta menirukan gerakannya. Hal tersebut kemudian menjadi salah satu alasan masyarakat Kota Batu tertarik untuk mengembangkan Tari Sanduk dengan sebagian musik yang dikolaborasikan dengan musik khas Kota Batu tanpa mengurangi identitas atau kekhasan daerah asalnya. Di Kota Batu sendiri mulai banyak berdiri paguyuban dan sanggar Tari Sanduk dengan memadukan musik khas Jawa dengan Madura yang dinamakan Tari Sanduk Kreasi Baru. (sumber : diolah dari berbagai sumber)
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang