Musik dan Lagu
Musik dan Lagu
Seni Jawa Tengah Surakarta
Sandiasma: Sarana Antiplagiarisme Karya Sastra
- 8 Agustus 2018

    Kesal, marah, jengkel. Tiga perasaan itu pasti muncul saat mengetahui karya kita diakui sebagai karya orang lain. Permasalahan seperti ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Apakah kita rela seandainya suatu karya seni yang sudah sulit-sulit dibuat secara tiba-tiba diambil orang lain? Ternyata, budaya Jawa memiliki satu "senjata" yang menjamin karya kita tidak akan diakui sebagai milik orang lain. Dengan kata lain, ada suatu kode dalam karya sastra yang mengandung unsur nama pembuat. Istilah tersebut dinamakan sandiasma. 

  Sesuai dengan namanya, sandiasma terdiri dari dua kata, sandi dan asma. Sandi berarti kode, asma berarti nama dalam bahasa Jawa Krama (halus). Secara linguistik, sandiasma berarti nama yang tersamar dalam bentuk kode-kode tertentu dalam sebuah karya sastra. Biasanya, sandiasma muncul dalam tembang macapat (lagu-laguan Jawa), puisi, dan karya sastra lain yang mengandung unsur seni tinggi. Pujangga terkenal yang sering memakai sandiasma adalah Raden Ngabehi Ranggawarsita dari Keraton Kasunanan Surakarta.

   Teknik penyampaian sandiasma bermacam-macam. Sandiasma dapat ditulis di awal pada (bait), permulaan baris, awal dan akhir baris, awal penggalan suku kata, akhir penggalan suku kata, dan dalam satu baris penuh. Pemilihan gaya penulisan tersebut sepenuhnya merupakan hak pengarang yang tentu saja disesuaikan dengan diksi dan aturan tembang yang ada. Tidak jarang untuk menjamin terciptanya sandiasma, pengarang menggunakan bahasa Jawa Kawi (Jawa kuno). Selain memiliki fungsi antiplagiarisme, sandiasma juga menjadikan karya satra memiliki nilai seni yang lebih tinggi dan menunjukkan kompetensi pengarang dalam pembuatan karya sastra tersebut. 

  Lalu, seperti apa sih contoh sandiasma? Bagaimana cara membuatnya? Berikut adalah sandiasma yang penulis buat sendiri dalam tembang macapat Kinanthi. 

Kinanthi

IGuh sing kudu digugu

NAta satmaka alantip

TIkane mukti samata

USna patrap weh rejeki

DOnya iki wus curnita

SIgreng anindha pun lalis

 

MAwat asih iku kudu

HATma mring Gusti kang Suci

MANtebing urip semita

TObatan ingkang sejati

BUngahing nala minangka

DIbya santosa ing dhiri

    

    Sebelum membuat sandiasma, pertama-tama yang harus diperhatikan adalah pesan yang ingin disampaikan. Pesan ini kemudian dicocokkan dengan paugeran (aturan) suatu tembang (lagu). Perlu diketahui, sebelas lagu macapat Jawa memiliki aturan jumlah baris (guru gatra), suku kata (guru wilangan), rima (guru lagu), dan tema yang  sangat mengikat. Dalam hal ini, kata kinanthi sendiri berarti tuntunan. Lagu Kinanthi haruslah berisi suatu nasihat untuk menjalani hidup. Setelah memperhatikan unsur pokok tersebut, barulah kita membuat rancangan kasar (draft) kata demi kata. Dukungan kamus bahasa Jawa sangat diperlukan untuk menambah kosakata kita selama menulis. Selain itu, fasilitas "bantuan" juga sangat mendukung terciptanya suatu lagu. "Bantuan" yang dimaksud adalah penambahan suku kata di awal (uluran), pemotongan suku kata (wancahan dan plutan), serta penyesuaian urutan kata (baliswara). Setelah selesai, barulah diperiksa ulang apakah tembang yang kita buat sudah sesuai aturan baku. Berdasarkan pengalaman penulis, membuat sandiasma tergolong sulit apalagi dengan nama asing. Perlu penyesuaian suku kata agar lebih "membumi" dan mudah saat ditulis dalam aksara Jawa. 

    Pesan yang disampaikan melalui tembang tersebut sangat dalam. Kewajiban kita sebagai manusia adalah senantiasa membuat segala aspek kehidupan menjadi lebih baik. Nasihat ini harus kita taati. Tentu saja, setelah menjalankan hidup dengan baik, kita akan tampak baik di tengah masyarakat. Selain itu, rezeki tentunya akan mengikuti seberapa baik performa kita. Akan tetapi, situasi dunia sekarang sudah rusak yang ditandai oleh kelunturan nilai moral. Sebagai makhluk yang memiliki akal budi, hendaknya kita senantiasa bersyukur pada Sang Pencipta. Tentu saja kita akan merasa lebih tenteram dalam perlindungan-Nya.

    Sandiasma sangat menarik untuk dikaji mengingat semakin maraknya pembajakan karya dan demi peningkatan kualitas karya sastra Jawa. Sebagai pelengkap, penulis juga sampaikan bahasa Jawa Kawi yang digunakan beserta artinya. Jayalah sastra dan budaya Indonesia!

 

Kata Bahasa Kawi

No

Kata

Arti

1

Iguh

Gagasan

2

Satmaka

Nyawa

3

Lantip

Pintar

4

Tetika

Tingkah

5

Mukti

Wibawa

6

Samata

Nyata

7

Usna

Baik

8

Patrap

Tingkah

9

Aweh

Memberikan

10

Curnita

Luntur, hilang

11

Sigreng

Sesuatu yang besar

12

Anindha

Kebaikan

13

Lalis

Luntur, hilang

14

Mawat

Melakukan

15

Semita

Tanda

16

Nala

Isi hati, perasaan

17

Dibya

Berkelimpahan

18

Santosa

Berkelimpahan

19

Atma

Jiwa

           

                      Referensi

1.    Purwadi, Dr, M.Hum, Eko Priyo Purnomo, SIP. 2005. Kamus Sansekerta Indonesia. Yogyakarta: Budaya Jawa

2.    Dirjasupraba, Raden. 1931. Kawi-Jarwa. Yogyakarta: S.M Diwarna (naskah digital : Sastra Lestari, 2003)

3.    Poerwadarminta, W.J.S. 1943. Kawi-Jarwa. Jakarta: Balai Pustaka (naskah digital : Sastra Lestari, 2005)

#OSKMITB2018

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Pasukan pemanah kesultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa