×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

tradisi

Provinsi

Jawa Tengah

Asal Daerah

Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri

Sambut Bulan Suci dengan Megengan

Tanggal 15 Aug 2018 oleh OSKM_16918051_AuliaNurLathifa .

          Bulan Suci Ramadhan merupakan salah satu bulan dalam kalender Islam yang mewajibkan setiap pengikutnya untuk menjalankan ibadah puasa. Di tanah Jawa sudah cukup kental akan budaya yang mengiringi bidang keagamaan yaitu terdapat akulturasi antara Islam dan Jawa. Berbagai daerah memiliki tradisi tersendiri untuk menyambut Bulan Suci ini. Seperti di Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah yang memiliki ritual megengan. Megengan diambil dari Bahasa Jawa yang artinya menahan. Dari segi bahasa sudah terdapat kaitan bahwa tradisi megengan yang berarti menahan sejalan dengan perintah di bulan Ramadhan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan ibadah tersebut.

          Tradisi megengan diawali dengan ziarah kubur yaitu dengan cara mendatangi makam para leluhur kemudian membersihkan dan menaburi bunga serta mendoakan arwah para leluhur. Puncak tradisi megengan adalah mengumpulkan sanak saudara beserta tetangga terdekat untuk makan bersama. Hal ini biasa disebut kondangan atau kenduri.

          Setiap keluarga akan mengadakan tradisi megengan ini sehingga ibu-ibu akan disibukkan dengan aktivitas memasak untuk menyiapkan berkat. Berkat adalah makanan yang dimasak untuk dibagikan khusus kepada tetangga atau yang hadir pada acara kondangan. Berkat ini berisi nasi dan lauk pauk. Tidak ada aturan khusus mengenai berkat yang harus dibagikan. Namun singkatnya berkat berisi nasi yang dibentuk kerucut seperti tumpeng namun lebih kecil disebut sego golong dan juga lauk pauk terdiri dari kering, ayam, telur, gudangan, mie, oseng, dan serundeng.

          Namun masyarakat Jawa tetap menjaga bebreapa makanan yang khas. Misalnya kue apem. Hal inilah yang sangat identik dengan tradisi kenduri ini. Karena sebagian besar masyarakat Jawa tidak akan makan kue apem kecuali terdapat warga yang mengadakan kenduri ini. Kue Apem sendiri merupakan kue yang terbuat dari tepung beras, tape atau ragi, dan santan. Proses memasaknya dengan cara digoreng atau dikukus. Jika digoreng akan dibetuk seperti cakram dan jika digoreng akan dibentuk seperti kerucut. Apem sendiri berasal dari kata “Afuwwun” yang berarti ampunan. Hal ini jika dikaitkan dengan tujuan dari tradisi megengan adalah dengan perantara kue apem pemilik rumah memohon maaf apabila terdapat kesalahan sehingga dalam menjalankan ibadah puasa nanti diberi kelancaran.  

          Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang sudah sepantasnya untuk dijaga dan dilestarikan. Karena di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang sangat bermanfaat. Seperti bagaimana cara berhubungan dengan manusia yaitu membantu dengan cara sedekah (mebagikan berkat) dan cara berhubungan dengan Tuhan untuk menjalankan perintah-Nya.

          Namun seiring berjalannya waktu tradisi ini mulai pudar di masyartakat karena banyak leluhur yang sudah meninggal sedangkan keturunannya tidak menjalankan tradisi ini. Di daerah desa yang masih sangat kental akan tradisi ini masih meelkat dan rutin melaksanakannya. Tapi jika di daerah kota tradisi ini sudah mulai ditinggalkan. Untuk menandai rumah mana yang akan melaksanakan tradisi ini adalah rumah yang masih ada orang tua yang berusia sekitar 80 tahun ke atas.

          Pelajaran yang dapat diambil dari tradisi ini adalah nilai agama yaitu menjalankan perintah dari Tuhan dan juga berhubungan bauk dengan masyarakat sosial dengan cara berkumpul dan membagikan makanan untuk mempererat persatuan dan kesatuan.

 

sumber :

https://www.kompasiana.com/nashikhun/55122af98133113054bc613c/megengan-tradisi-menyambut-bulan-ramadhan

http://www.nu.or.id/post/read/78281/megengan

#OSKMITB2018

 

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...