Sambal tumpang begitu akrab dengan masyarakat Kediri dan sekitar, seperti Kertosono dan Nganjuk. Walau namanya sama, tetapi sambal yang berbahan tempe busuk (semangit) ini tidak selalu sama cara mengolahnya di setiap daerah. Hal ini tergantung selera saja.
Penyajian sambal tumpang yaitu dengan disiram di atas sambel pecel. Barangkali karena posisinya yang ditumpangkan, maka masyarakat menyebutnya sambal tumpang. Salah satu kawasan yang sepanjang jalan terdapat penjual nasi pecel tumpang adalah jalan A. Yani Nganjuk. Warung-warung ini buka mulai malam hingga dini hari.
Berikut resep dasar dan cara membuat sambal tumpang khas Nganjuk
Bahan:
1 papan tempe busuk (semangit)
Bumbu:
1 sendok teh ketumbar
2 siung bawang putih
3 siung bawang merah
2 ruas lengkuas
1 ruas kunyit
1 ruas kencur
5 lembar daun salam
3 lembar daun jeruk
Santan atau kemiri secukupnya
Cara memasak
1. Rebus tempe hingga lunak, lalu hancurkan
2. Didihkan air 250 ml
3. Uleg semua bumbu hingga halus, lalu masukkan ke dalam air mendidih bersamaan dengan tempe yang sudah dihancurkan
4. Tambahkan santan, garam, dan sedikit gula jika perlu
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang